November 28, 2013

Nah kan akhirnya


Selama ini rasa ini yang kutakutkan.  Hal ini yang kalo bisa dihindari.  Cerita dan informasi ini malah kalo bisa ndak usah sampe ke telingaku.

Kupikir dulu begitu disampaikan, pasti aku lemas, aku lemah, aku pingsan, aku marah, aku benci, aku dendam, aku pasrah, dan juga aku berontak. 

Ternyata saat memang hal ini kudengar sendiri walau bukan dari beliau orisinalnya, tapi sudah disampaikan oleh pejabat yang berwenang.  Bukan pula karena kebetulan, tapi memang selama ini hubunganku dengan beliau-beliau cukup dekat, santun, dan profesional. 

Tadinya kata-kata itu kulihat, kupandang dan kupikirkan seperti pisau guilotine yang tajam sampe-sampe leher orang saja putus saat dieksekusi... tus tus tus.....

Tapi indahnya dan eloknya saat kudengar sendiri.  Puji Tuhan ternyata kata-kata vonis yang keluar itu bagaikan jabat tangan erat dari dua sahabat yang sepakat untuk berpisah karena berbeda prinsip saat ini di sini. 

Ku hanya pandangi bahwa ini pun hanya sementara.  Lho maksudnya bagaimana sih? Lha iya lah, lha wong semua kejadian di dunia kan sementara. Sebentar senang, lalu biasa lagi. Sebentar susah sedih, lalu biasa lagi. Demikian sebentar pisah lalu biasa lagi, juga sebentar ketemu lalu biasa lagi. Jadi kembali ke makna kata sementara ini adalah bahwa ndak ada kejadian yang pasti, dan tidak berubah. Lha wong kita tetap di sini saja, satu menit lalu, kejadian nya segera usang, segera berubah, baik tempat kita satu menit lalupun sudah ndak sama. Kondisi kitapun satu menit lalu juga ndak sama. 

Kembali lagi, jadi akankah kita bertemu dan bersama lagi serta bersepakat lagi? Hanya Tuhan yang tahu.

Hasta la vista my dear. See you in another world

Doaku menyertaimu selalu.



Jakarta 19:13, 27Nop2013

No comments:

Post a Comment