February 15, 2012

Komunikasi aja kok sulit amat yak?

Siang sahabat,

Hari ini saya melihat dengan mata kepala sendiri hal yang sangat menarik (minimal untuk saya sendiri).

Timbul kekisruhan antar rekan yang begitu dekat dalam pertemanan, tapi menjadi jauh bila dalam alur pekerjaan profesional.

Ceritanya begini, minggu lalu terjadi debat besar hasil meeting (reaktif) karena informasi yang hanya didengar sumir sore hari sebelum meeting tersebut.

Alhasil, pada saat meeting, salah satu rekan meledak katanya belum diinfo secara jelas. Sementara yang lain tidak merasa ada hal yang menjadi masalah. Sedangkan pemimpin rapat melihat dan memberi arahan. Sehingga ujung dari pertemuan adalah permintaan dibuatnya "procedure"nya. Nah lho....

Begini nih kalo anak-anak diberi gambar gajah 1 minggu sebelum ke kabun binatang. Lalu masing2 saat diajak ke kebun binatang dengan ditutup matanya. Dan lupa wujud gajah, bahkan walau sesudah diberitau wujud gambarnya. Lupa atau ngelupa ya?

Jadi...

Monggo kesimpulannya diambil sendiri-sendiri. Tuhan memberkati pembaca tercinta.

Jakarta, 13:20 15Feb2012

Lucunya hidup ini


Kalo dianjurkan malah berhenti, tapi kalo dilarang malah dilakukan dan ditabrak.

Jadi maunya gimana sih?

Monggo kerso aja...

Jakarta 14.05 14Feb2012

Lucunya hidup ini

Kalo dianjurkan malah berhenti, tapi kalo dilarang malah dilakukan dan ditabrak.

Jadi maunya gimana sih?

Monggo kerso aja...

Jakarta 14.05 14Feb2012

Lho kok begitu...

Menarik bila kita di posisi tidak berkepentingan....

Sebagai contoh, kemarin saya bertemu dengan teman2 lama yang meminta nasihat karena mau mengadakan event besar (baik nilai uangnya juga jumlah pesertanya, juga tempatnya jauh di negeri lain)

Ingat saya, beberapa tahun lalu ada peristiwa yang lebih kurang mirip. Maka beberapa sabahat dekat saya mengatakan demikian....

"Kok baru ketemu kita kalo ada perlunya"
"Kok baru sekarang ketemu kita? Bukannya waktu hari H nya tinggal 2 minggu?"
"Nanti kalo dibantu, apa kita juga di update (baca: diikutsertakan, diberi "terima kasih", atau dijadikan anggota kehormatan??)
Dst dst dst

Nah lho...

Dengan tanpa pretensi, saya forward pesan teman lama tadi siapa tau ada yang nyangkut.

Maka, pesan terkirim dengan diiringi doa. Maka seperti yang lalu bahkan lebih "seru" ternyata komentarnya makin seru dan meriah... Ha ha ha

So, let be it.

Mau mbantu monggo, mau komentar monggo, mau apa aja ya monggo.

Siapa tau. Monggo....

Tuhan memberkati sahabat pembaca sekalian...

Jakarta, 14.10 14Feb2012

Sehat itu.....

Karena pernah sakit ato sedikitnya melihat orang sakit atau membantu kel yg sakitlah maka sehat menjadi hal yang begitu kita dambakan dan perlu dijaga.

Sehat? Wah berarti perlu olah raga, isi dengan makanan sehat serta cukup istirahat. Itu fisik. Bagaimana dengan dengan mental ato jiwa?

Banyak pikiran membuat kita "capek" ato exhausted atau loyo atau ngedrop. Maunya apa? Istirahat? Maunya dilarang atau maunya di"marahin" atau dinasehati?

Saat ada orang lain yang menasihati atau memarahi, eh eh eeh kok malah seneng, "merasa diperhatiin", katanya...

Lho jadi sehat itu untuk siapa sih? Kok perasaan jadi "out-in thought"

Bukankah itu namanya minta perhatian? Cari perhatian... Wah wah wah...

Kok hidup tergantung orang lain? Katanya penjoang freedom.. Aliran kebebasan, kok "feel great" aja tergantung orang lain, malah "label" dari orang lain...

Di alkitab dan sejumlah kitab suci atau "karangan" filsuf terkenal mengatakan, bahwa,"cukup lah sudah berkatKU padamu. Jadi apa yang kau tunggu?"

Independent yang dependent...

Nah lho...

Jakarta, 13:58 14Feb2012