April 24, 2017

Bukti

Seminggu lebih dari pengalaman lima dasa warsa, masih menyisakan ruang di relung hati, pikiran, dan kewarasanku.

Apa yang perlu dibuktikan?

Untuk siapa hal tersebut dibuktikan?

Apakah ada manfaatnya?

Apakah hal tersebut mengandung kebenaran?

Sebentar-sebentar lho kok mirip filsuf Yunani dan Jim McBeath dalam anjurannya, Is it true? Is it kind? Is it necessary?

Waduh jadi anjuran ini ternyata universal ya.


Monggo..

Jakarta, 24 April 2017

Apa sih yang penting?

Setelah memperingati peringatan (pribadi) lima dasa warsa, setelah menjalani perjalanan sedemikian, kok menyisakan satu rasa..... kosong

Nothing, ndak terasa apa-apa

betapa indahnya nyanyian burung tekukur punya tetangga pagi ini, nikmatnya guyuran air hangat dan air dingin mandi tadi, pulasnya tidurku, nikmatnya makan pagi, dan mulai membaca buku Robert Greene barusan.

hening, sebentar kecewa, sebentar mengerti, sebentar semangat, sebentar santai.  Luar biasa

Apa lagi yang ingin ku buktikan? Untuk apakah gerangan?  Mengapa masih menyimpan dan memendam seolah ada yang ditunggu?

Seperti mas Adji rekan paduan suaraku menyampaikan, bikinlah,"...bikinlah nyanyimu nanti seolah sedang tampil dalam Festival Paduan Suara. Berikanlah yang terbaik, penonton menunggumu..."


Monggo...


Jakarta, 24 April 2017

Follower atau Leader Inisiator

Pesta demokrasi telah usah. Jakarta telah memilih Gubernur dan Wakil Gubernurnya.

Sejak 8 bulan lalu, medsos, lingkungan teman, lingkungan kerja, lingkungan keluarga saudara, terpecah belah, masing-masing memiliki ide yang diyakini betapa benar yang dibelanya.

Setelah terpilih, semua kegaduhan dan semua hingar bingar proses pesta tersebut terhenti.  Layaknya lagu dengan beat menggairahkan, semua terlibat berdansa, bergoyang, bernyanyi atau sekedar menggoyangkan kepada dan kaki.....lalu tiba-tiba berhenti. Jegleg.......

Kedobrak grombyaaaaannnng.... klotak.

tinggal debu naik menggunung, mirip kabut yang membutakan mata karena jarak pandang menjadi terhalang

What now? how it will be going? Nah....

Monggo......


Jakarta, 24 April 2017

Apa feeling itu penting?

Membaca buku di pagi hari, menggugah hati, membangunkan jiwa dan menyadarkan diri bahwa rasa itu bukan apa-apa. Ndak penting.

Suatu waktu pengin menjadi sorotan dan dianggap penting, ternyata ada konsekuensi bahwa tanggung jawab serta perintah yang mengikutinya. Saat lain berperan menjadi anggota dan siap membantu dan mensukseskan program, tetapi kok jalannya ndak sesuai dengan tujuan yang disampaikan.

Kembali pada feeling dan rasa serta peran apa masih penting?

Kok kliatannya ndak perlu dan ndak penting lagi ya

Monggo....


Jakarta, 24 April 2017