November 19, 2013

Empat jalan dasar menjadikan Great Leadership, a Great Organization, and a Great Personal Life


dicuplik dan disadur secara terjemahan bebas dari tulisan WERNER H. ERHARD dan MICHAEL C. JENSEN

Pertama: BEING AUTHENTIC
Menjadi otentik adalah menjadi dan bertindak konsisten dengan siapa anda menjadi diri anda sendiri untuk orang lain, dan pilihan anda menjadi diri sendiri.    
Mengejutkan, bahwa kita tahu bahwa otentik itu baik, tetapi selalu ada godaan terhadap keotentikan tersebut. Godaan menjadi otentik atas ketidakotentikan adalah ibarat menempatkan kue di atas tahi sapi, sebab rasa enak kue-nya tersebut tentu akan menyatu dengan tahi sapi juga.  Pada banyak kejadian, godaan menjadi otentik tetap ada, tetapi tetaplah yang terjadi adalah ketidakotentikan.   
Seseorang tidak dapat berpura-pura menjadi otentik.  Per definisi tetap disebut tidak otentik.  Satu-satunya jalan menjadi otentik adalah menjadi otentik atas ketidakotentikanMenjadi otentik adalah memiliki keinginan untuk menemukan, mengkonfrontasi, dan menceritakan kebenaran tentang ketidakotentikan kita, yang mana kita sendiri tidak genuine, nyata dan otentik.  Secara spesifik, menjadi otentik adalah berkeinginan untuk menemukan, mengkonfrontasi juga menceritakan kebenaran tentang dimana dalam hidup kita secara konsisten tidak menjadi atau tidak bertindak menjadi diri sendiri baik pada orang lain atau pada diri sendiri. 
Banyak dari kita menipu diri sendiri tentang menjadi otentik.  Banyak dari kita berpikir bahwa diri sendiri telah menjadi otentik; bagaimanapun juga pada situasi tertentu, pada cara tertentu secara konsisten justru tidak otentik. 
Beberapa contoh ketidakotentikan tersebut antara lain:
Kita secara pribadi dan dalam organisasi, sangat ingin menjadi terkenal dan dikagumi.  Dan kekaguman merupakan koin yang sangat bernilai dalam kenyataannya.  Hampir tidak ada dari kita bersedia berkonfrontasi atau berbeda pendapat karena akan melukai kekaguman orang tadi, dan bagaimana kita selalu siap untuk menolak berterus terang dan benar-benar jujur pada situasi tertentu, dimana dengan kita melakukannya sudah tentu akan terancam kehilangan kekaguman orang. Bahkan kita berani untuk melakukan apapun untuk menghindari diri dari kehilangan kekaguman tersebut, baik dengan menyampaikan ketidakbenaran, memanipulasi fakta, menyembunyikan hal-hal yang dapat memalukan dan berakibat ketidakenakan, atau bahkan kejadian kikuk dan dimana diperlukan, malah menyampaikan kebohongan. Dan bahkan jika perlu, kita akan memanipulasi situasi dan orangnya sekalian.
Kita juga ingin terlihat oleh kolega rekan kerja sebagai orang yang loyal. Mempertanyakan kesetiaan adalah suatu jalan yang mana dalam situasi dimana kebenarannya adalah bahwa kita bertindak "loyal" hanya untuk menghindari kehilangan kekaguman orang lain.  Pada situasi seperti ini, bagai kita dengan sigap mengorbankan keotentikan hanya untuk kelihatan loyal, ketika kebenaran adalah bahwa kita menjadi "orang yang setia" hanya karena kita takut kehilangan kekaguman dari rekan kerja, bawahan, serta atasan.  Sebagai tambahan, kebanyakan dari kita memiliki kebutuhan pencitraan untuk (selalu) kelihatan baik (dan dalam situasi tertentu menunjukkan sebagai keinginan untuk disukai), dan hampir tidak ada dari kita bersedia berbeda (berseberangan) hanya karena kita pertahankan diri untuk kelihatan baik - bahkan untuk mempertahan tersebut kita melakukan hal-hal yang menggelikanpun dengan berpura-pura agar kelihatan dan dimengerti bahwa kita tidak seperti yang diduganya. 
Setiap kita tidak otentik dalam beberapa cara.  Mungkin ini kedengarannya seperti penjelasan atas orang ini atau itu yang kita tahu, sebenarnya hal tersebut menjelaskan kita sendiri (nah lho) - termasuk anda sebagai pembaca dan penulis ini.  Kita semua bersalah karena berbuat begini rendah - orang menyebutnya itulah manusia. 
Jika anda tidak menemukan keberanian menjadi otentik karena ketidakotentikan anda, maka lupakanlah untuk menjadi Pemimpin Besar  atau memiliki Kehidupan Pribadi yang Besar.  Sebuah organisasi yang tidak dapat menjadi otentik karena ketidakotentikkannya akan mengalami banyak konflik, keluar biaya dan pengorbanan cukup besar dan pada gilirannya malah dapat kehilangan reputasi. 
Pemimpin besar, Organisasi besar, dan juga mereka yang memiliki Kehidupan Pribadi besar adalah mereka yang mencatatkan diri memiliki keberanian dan mengakui memiliki kelemahan menjadi manusia - bukan dengan meniadakannya, tetapi keahlian selalu mencari jalan untuk mengatasinya. 
Apakah menjadi otentik adalah penting bagi seorang pemimpin? Dengan menyitir mantan CEO Medtronics dan sekarang adalah Profesor Kepemimpinan dar Harvard Business School, yakni Bill George (2003),"Setelah bertahun-tahun mempelajari pemimpin dan perilakunya, saya yakin bahwa kepemimpinan dimulai dan berakhir oleh keotentikan."
Menjadi pemimpin dan memiliki organisasi yang Besar, dan mengalami kehidupan pribadi yang benar-benar hebat dan besar, maka anda dan organisasi anda HARUS BERANI menjadi OTENTIK  atas KETIDAKOTENTIKKAN anda dan organisasi anda.  Kebesaran jiwa dan Keberanian tersebut adalah tanda kekuatan.  Menjadi pemimpin mensyaratkan agar anda menjadi otentik secara absolut, dan menjadi benar-benar otentik dimulai dengan otentik atas ketidakotentikkan kita sendiri, dan hampir tidak seorangpun yang seperti ini. 
Jika memperhatikan seksama hidup ini, anda akan berkesempatan untuk memergoki ngonangi seseorang melakukannya.  Walaupun anda tidak suka melihatnya, dengan membedakan kelemahan tersebut dalam diri anda sendiri, maka anda sendiri akan berkesempatan kuat selaku pribadi, dalam organisasi, dan juga sebagai pemimpin untuk menjadi otentik dalam ketidakotentikkan diri sendiri, sehingga dalam prosesnya anda akan menyadari bahwa diri anda lebih "besar" dari kelemahan anda. 

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjadi Otentik
Sebagaimana disampaikan di atas, satu-satunya jalan menuju keotentikan adalah menjadi otentik dari ketidakotentikan diri sendiri.  Untuk mencapainya, anda harus menemukan diri sendiri, sehingga "diri" ini melepaskan diri dan bebas menjadi otentik atas ketidakotentikan kita.  Inilah yang disebut Anda yang Otentik.
Anda akan mengetahuinya saat proses ini lengkap, yakni saat anda bebas menjadi otentik secara terbuka (publicly authentic) atas ketidakotentikan kita. Disanalah akan kita alami kebebasan, keberanian, dan ketenangan jiwa. Hal ini menjadi istimewa, saat anda menjadi otentik, apalagi saat di sekeliling anda tidak otentik, secara penuh kesadaran.

Kedua: BEING CAUSE IN THE MATTER

Dengan "menjadi penyebab dari kejadian/keadaan" artinya menjadi penyebab atau sumber dari segala yang terjadi dalam hidup anda, sebagaimana tonggak diri anda sendiri dan kehidupan anda - dan bertindak berdasarkan tonggak tersebut.  Mengambil tonggak bahwa andalah penyebab keadaan pada diri anda, sebagai pembedaan dari hal ini adalah kesalahan anda, atau anda gagal, atau anda disalahkan, atau bahkan anda telah melakukannya. 
Tidak benar bahwa andalah penyebab semua yang terjadi pada hidup anda.  Bahwa anda adalah penyebab segala yang terjadi dalam hidup anda adalah tonggak cara pandang dan bagaimana anda menghadapi hidup - yakni suatu tempat yang ada hanya jika anda memutuskan untuk memilihnya. Tonggak ini adalah deklarasi, bukan penyampaian fakta. Sederhananya adalah:"anda dapat mengandalkan saya (juga, saya dapat mengandalkan diri saya sendiri) dalam menilai, dan menghadapi hidup dari perspektif saya adalah penyebab keberadaan ini."
Dengan menjadi penyebab dari keberadaan, artinya memberikan diri untuk menjadi korban. Jadi saat anda sudah mengambil tonggak (mendeklarasikan) bahwa anda penyebab kejadian dan keberadaan atas hidup anda, artinya anda menyerahkan hak atas tugas penyebab atas keadaan, atau atas hal lain.  Artinya anda menyerahkan hak untuk menjadi korban.  Dan pada saat yang sama, mengambil tonggak tersebut tidak menghindarkan anda dari tanggung jawab atas lainnya.
Sebagai disampaikan di atas, adalah tidak benar jika anda adalah penyebab segala yang terjadi dalam hidup anda.  Menyatakan diri sebagai penyebab, tidak berarti anda bertanggung jawab atas beban, atau dipersalahkan atau dijunjung atas apapun yang terjadi.  Bertanggung jawab menjadi penyebab ini, tidak lantas berarti anda tidak dapat gagal. 
Bagaimanapun, saat anda semakin ahli dalam aspek dasar ini, dalam perjalanan menjadi pemimpin dan melaksanakan kepemimpinan secara efektif, anda akan mengalami keadaan berubah dalam efektivitas dan kekuatan dalam menghadapi tantangan kepemimpinan dan dalam kebesaran hidup pribadi anda (tidak hanya tantangan dalam menciptakan organisasi yang besar dan hebat).
Dengan mengambil tonggak sebagai penyebab yang bertanggung jawab, anda menyerahkan hak untuk menyalahkan orang lain maupun lingkungan anda.  Faktanya, anda tidak akan menyalahkan lingkungan dan orang lain atas apapun terjadi pada anda dan organisasi anda. Sebab anda bertanggung jawab, dan anda telah memilih.

Ketiga: BEING COMMITTED TO SOMETHING BIGGER THAN ONESELF

Apa artinya "berkomitmen pada sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri" adalah berkomitmen dengan cara membentuk diri sendiri dan tindakannya sehingga cara/tindakan anda adalah cerminan tindakan merealisasikan sesuatu melampaui dari kepedulian/pemikiran diri sendiri  atas kepentingan sendiri.  Dari tindakannya, komitmen tersebut akan mengundang orang lain akan berkomitmen juga dan kesediaan memiliki kepedulian/pemikiran melampaui kepentingannya sendiri.  Merupakan aspek penting dari kehidupan pribadi yang besar, kepemimpinan besar dan organisasi yang besar. 

·         Berkomitmen pada sesuatu yang Lebih Besar dari Diri Sendiri adalah Sumber Kegairahan (Passion).
Tanpa kegairahan untuk berkomitmen atas suatu yang lebih besar dari diri, akan sulitlah anda bertahan dalam menjalani lembah kesedihan dan ratap tangis yang dialami pemimpin sejati.  Saat-saat yang terjadi seolah hanya kesalahan ditimpakan, maka tidak ada jalan keluar, tidak ada pertolongan, maka bila kita tidak menemukan sesuatu dari dalam diri -yakni kekuatan untuk bertahan dan menghadapi kemustahilan, permasalahan yang menggunung dan halangannya. Setiap kehidupan pribadi yang besar akan melalui satu atau beberapa pengalaman tantangan seperti ini.  Saat anda berkomitmen pada sesuatu yang lebih besar dari diri anda, dan anda menyelami ke dalam diri, maka anda akan menemukan kekuatan untuk melanjutkan kebahagiaan dalam karya tersebut. 

·         Contoh Lembah Ratap Tangis yang hampir semua orang mengalami : Krisis Paruh Baya (Mid-Life Crisis)
Pada suatu saat dalam hidup, kita akan berhenti menghitung waktu dari awal, dan mulai menghitung waktu dari ujung akhir. Persepsi kita berubah dari seberapa jauh kita sudah melangkah, menjadi ukuran seberapa dekat kita dengan ujung akhir hidup kita.  Berapa waktu kesempatan hidup yang tersisa? Tidak peduli seberapa baik/ganteng/cantik tampang anda, tidak peduli seberapa baik dan indah hidup keluarga kelihatannya, dan tidak peduli seberapa sehat, kaya, terkenal, kuat, serta baik posisi dan kondisi kita saat ini; anda akan mengalami rasa kurangnya pemenuhan diri yang hebat. Seperti rasa tidak komplit, rasa kekosongan (diri) dan sakit/luka yang disebabkan oleh beberapa pertanyaan seperti di bawah ini:    

a.   Cuma segini aja nih?
Begini jelasnya: tidak ada salahnya dengan kesehatan prima, tampang ganteng/cantik, terkenal, juga kuat, kuasa dalam jabatan, tetapi kebalikan dari hampir kepercayaan universal adalah bahwa hal-hal tersebut tidak akan pernah cukup. Hayooo ngaku... Menghadapi hal ini, orang-orang dan organisasi akan mengalami disorientasi, terganggu dan hilang kendali.  Tidak peduli seberapa ganteng/cantik atau kehidupan pribadi yang mapan dan berlimpah, tidak akan pernah cukup/puas untuk menghindari dan menghadapi krisis ini. 
Menghadapi jenis krisis "oo cuma segini aja nih?" adalah perlu komitmen untuk merealisasikan masa depan (penyebab/alasan) sehingga membuat diri anda bergairah kembali untuk hidup
Prinsipnya, berkomitmen untuk sesuatu yang lebih besar dari diri/hidup itu sendiri, yang dapat diterapkan juga pada organisasi sebagaimana mahluk hidup. Value creation untuk keduanya adalah scorecard untuk keberhasilan.  Perlu diingat bahwa penciptaan Value bukanlah sumber dari kegairahan dan energi baik perusahaan maupun pribadi.  Berkomitmen pada sesuatu yang lebih besarlah yang menjadi SUMBER GAIRAH dan ENERGI.
Tiap individu dan tiap organisasi memiliki kekuatan dan kuasa memilih untuk berkomitmen -bukan hal benar atau salah. Inilah penciptaan untuk menerangi diri anda dan organisasi anda.

Berikut ini cuplikan dari George Bernard Shaw, pertama dari paragraf "Man and Superman" sementara yang kedua dari pidatonya tahun 1907 yang mencuplik kekuatan untuk berkomitmen pada suatu yang lebih besar dari hidup.
"Kebahagiaan sejati dalam hidup, adalah bermanfaatnya diri sebagai bagian dari Dia yang Maha Besar, serta menjadi bagian sebuah kekuatan alam dan bukan sebagai suatu pengakuan "lemah" dari si-ego yang mengeluh kesakitan, dan menggerundel bahwa dunia ini tidak berpihak padanya dan tidak membuatnya bahagia."
"Pendapat saya, hidup ini adalah bagian dari komunitas besar dan selama hidup saya ini merupakan berkah saya -berkah saya untuk melakukan apapun yang dapat saya bisa. Saya ingin menjadi orang yang komplit saat meninggal nanti, semakin keras saya bekerja semakin saya mencintainya.  Saya bersyukur karena hidup itu sendiri. Hidup ini bukan hanya lilin saja, tapi ini merupakan obor yang beringas menyala yang saya pegang terus, dan saya ingin membakarnya agar lebih terang, sebelum akhirnya saya serahkan pada generasi selanjutnya.

Keempat: INTEGRITY – A POSITIVE MODEL

Sebagai salah model, Integritas adalah fenomena yang murni positif.

Definisi: kita gunakan dua definisi integritas dari Kamus Webster's New World.
1.   kualitas atau keadaan lengkap/komplit; kondisi utuh tidak pecah; kepenuhan; keseluruhan.
2.   kualitas atau keadaan tidak cacat; kondisi sempurna; sehat.
3.   kualitas atau keadaan dalam prinsip utuh sehat; kemeningkatan, kejujuran dan ketulusan. 

Yang kami gunakan dalam model ini adalah definisi 1 dan 2, dengan digunakannya frasa "keutuhan yang lengkap" untuk mewakili definisi integritas ini. 

Integritas didefinisikan sebagai suatu fenomena positif, bukan suatu jalan. Bukan masalah baik atau buruk, tetapi seperti inilah penggambarannya.  Dalam penjelasan kami, akan kami tunjukkan bagaimana moralitas dan etika terhubung dengan definisi integritas ini.
Suatu obyek memiliki integritas saat penuh, utuh dan lengkap (komplit). Jadi setiap kekuranglengkapan akan menyebabkan tidak lengkapnya dalam prosesnya.  Bayangkan bila roda sepeda kehilangan satu jerujinya, maka akan tidak lengkap, yang berakibat menjadi pincang, goyang dan tidak bundar rodanya.  Demikian pula, bila suatu sistem memiliki integritas, maka akan lengkap, penuh dan utuh. 

Hukum Integritas menyatakan:
Saat integritas (kepenuhan, keutuhan, kelengkapan) menurun, maka kemampuan bekerja menjadi menurun, yang pada gilirannya akan menurunkan value/nilai dan akan menurunkan kinerja.  Sehingga untuk memaksimalkan kinerja, pilihan pertama adalah integritas

Godaan untuk melanggar Hukum Integritas akan mengakibatkan konsekuensi yang menyakitkan seperti kita melawan hukum gravitasi.  Sederhananya adalah (mungkin agak sedikir berlebihan): "tanpa integritas tidak ada yang berjalan". Berpikir secara menyeluruh: jika anda atau organisasi anda beroperasi secara menyeluruh, maka kinerja akan meningkat dramatis.  Dampaknya pada kinerja sangat besar sekali, akan dengan mudah mencapai peningkatan 100% sampai 500%.

Integritas untuk seseorang (atau suatu organisasi):  Model positif ini, menyampaikan bahwa seseorang yang berintegritas, sesederhana dipegang kata-katanya. Pernyataan kita meliputi juga tindakan kita. Tidak heran orang mengatakan bahwa tindakan kita lebih dipercaya daripada hanya kata-kata kita

Menepati Janji Anda:
Saat kita menjaga, meyakini dan menepati janji kita begitu pentingnya, tetapi kita tidaklah selalu dapat menepati janji kita (kecuali kita bermain dalam permainan dalam hidup kita).  Bagaimanapun, kita selalu menghargai pernyataan dan menepati janji yang kita ucapkan. 
·         menjaga pernyataan kita atau
·         bilamana anda merasa tidak dapat menepati janji anda, secepat begitu anda sadar bahwa anda tidak dapat menepatinya (termasuk janji anda untuk tepat waktu) sampaikan pada orang yang terkena dampaknya:
a.     bahwa anda tidak dapat menepati janji, dan
b.     anda akan menepatinya di masa mendatang, dan ketika, atau ternyata sulit bagi kita untuk menepati janji sama sekali, dan
c.     apa yang anda dapat lakukan saat menghadapi orang lain akibat gagal lagi menepati janji atau menepati waktu tersebut. 

Janji Anda didefinisikan:
Janji 1. Apa yang anda janjikan : apapun yang anda janjikan, lakukan, atau malah tidak akan anda lakukan (demikian juga janji saat diartikan sebagai janji untuk menepati waktu). 

Janji 2. Apa yang anda ketahui : apapun yang anda ketahui, lakukan; atau justru tidak anda ketahui; ya jangan dilakukan. Lakukanlah sebagaimana anda ketahui  (lakukan tepat waktu), kecuali anda katakan yang sebaliknya.

Janji 3. Apa yang diharapkan : apapun yang anda harapkan untuk dilakukan atau tidak dilakukan (permintaan yang tidak kelihatan), dalam hal dilakukan, lakukanlah tepat waktu, kecuali jika anda secara tegas sampaikan bahwa anda tidak akan (pernah) melakukannya.    

Janji 4. Apa yang anda katakan :  kapanpun anda memberikan pernyataan pada orang lain tentang keberadaan sesuatu atau tentang hal-hal tertentu, pernyataan anda berisi pemenuhan yang dapat diandalkan, sehingga meraka akan menjadikan bukti bahwa yang anda sampaikan itu sahih (bagi mereka). 

Janji 5. Apa yang anda yakini: apakah yang anda yakini ini pernah terlontar dideklarasikan pada satu atau sekelompok orang, atau pada diri sendiri, atau justru anda yakini pada orang lain (entah secara formal atau tidak).

Janji 6. Secara moral, etika dan hukum: secara moral, etika dan aturan hukum yang berlaku, baik buruk dalam masyarakat, kelompok, negara, dalam mana saya menyelami bahagia ini sebagai bagian dari mereka, tercermin dalam setiap kata dan tindakan saya. Kecuali ada satu atau beberapa aturan atau hukum yang berlaku yang secara eksplisit saya nyatakan tidak cocok dan tidak akan saya ikuti. Melainkan saya ikuti kata hati saya saja. Dan saya bersedia menanggung akibat karena berbeda pandangan tersebut. 

Pemikiran sadar:
Mengapa tetap terjadi hampir setiap orang bertindak tanpa integritas dalam satu atau lain hal, padahal mereka tahu dan sadar akibatnya dibelakang hari? Setiap orang (baca: semua orang termasuk saya dan anda) melihat mereka sebagai orang pribadi maupun berkelompok dalam organisasi yang (katanya) punya integritas.

Kabar buruknya:
Ternyata tidak ada seorangpun (baik anda dan saya) baik sebagai pribadi sendiri-sendiri maupun berkelompok dalam organisasi yang sepanjang waktu dan di setiap tempat bertindak dengan integritas. Jadi jelas bahwa kita mengagungkan integritas, tetapi kita sadar bahwa untuk mejalaninya tidak setiap orang, setiap waktu di setiap tempat kita berintegritas. Justru dunia ini penuh dengan pribadi dan kelompok yang tidak berintegritas. Dan ini sudah menjadi bahaya sistemik. Jadi....???
Faktanya bahwa integritas adalah ibarat sebuah gunung tanpa puncaknya, sehingga kita musti membiasakan diri berenang dan hidup di dalamnya untuk tetap bertumbuh dan berkembang mencapai dan mendaki "puncak" integritas ini. Bahkan saat orang sendiri maupun berkelompok menamakan diri perusahaan, korporasi, kelompok atau negara, dengan kesadaran penuh kalau bertindak tidak didasari integritas, tapi acapkali justru gagal mengusung integritas tersebut dalam perilakunya.  Hasilnya, mereka justru (seringkali) melimpahkan kerusakan akibat tersebut pada alasan atau hal lain (penghindaran). Sebab "siar" mereka adalah tetap mengusung integritas, jadi kalaupun ada tindakan atau perilaku sadar yang berakibat rusak/sakitnya pihak dalam maupun pihak luar mereka, mereka yakin akan bisa (segera) kembali ke integritasnya. 

Bagaimanapun, kombinasi dari
1)   secara umum kami tidak bertindak dan perilaku keluar dari integritas;
2)   yakin bahwa kami adalah pribadi-pribadi yang penuh integritas; dan
3)   bahkan saat kita terpeleset dalam tindakan tindak berintegritaspun, kita akan segera kembali ke jalan yang benar; sebab kita kan pribadi orang-orang yang terus belajar dan mendaki gunung tanpa puncak tersebut. 


Untuk menjadi pribadi dan kelompok yang penuh integritas, memerlukan pengakuan bahwa kita menikmati pelajaran dan perjalanan mendaki tersebut.  Dengan mengetahui bahwa integritas adalah mendaki gunung tanpa puncak, dan kita menikmati pendakian tersebut, membuat kita pribadi-pribadi yang kuat dan punya kuasa memilih, sehingga orang lain menyebut kita otentik, dan masuk dalam pribadi dan kelompok yang berintegritas.  Dengan pengakuan bahwa kita berintegritas dan memang ndak mudah mempertahankan sepanjang waktu di setiap tempat melakukannya, maka kita memaklumi orang lain dan kelompok lain melakukan tindakan gagal berintegritas, selama ada tindakan dan komitmen untuk belajar mendaki tersebut.  


Jakarta 19 Nop 2013

No comments:

Post a Comment