November 21, 2013

Memandang Migrasi Umat Manusia di masa lampau dan kini, sebuah model umum tentang pemahaman Perpindahan Manusia


saduran dan cuplikan dari tulisan menarik P. Nick Kardulias dan Thomas D. Hall

Pendahuluan
Isu banjir imigran selalu menjadi berita yang menarik; seperti imigran Hispanik ke dalam AS, yang selama ini menjadi bahasan dari Kongres AS, selama ini menemui jalan buntu. Demikian juga adanya isu pekerja Turki di Jerman; juga isu adanya imigran muslim di Perancis, Belanda dan Inggris; sementara di Inggris sendiri adanya pergerakan bebas masuknya masyarakat Persemakmuran (Commonwealth) adalah isu yang selalu hangat.  Memang diskusi mengenai hal imigran ini selalu hangat, walau banyak negara kelihatannya enggan untuk menyelesaikannya secara tuntas.  Tetapi jelas-jelas, pergerakan manusia di dunia dari negara satu ke negara lain juga dapat disebabkan karena kondisi negara asalnya tidak aman secara politik; sehingga kita dapat menggolongkan jenis perpindahan yang sukarela vs terpaksa.  Juga ada isu mengenai migrasi dalam suatu negara, dari daerah pedesaan menuju perkotaan. Dicatat dalam sejarah migrasi manusia, antara lain adanya perpindahan cukup besar di daratan China (dijelaskan oleh Wang dan Zuo 1999).

Kita dapat bincangkan diskusi ini disebabkan oleh suatu kebutuhan vital penting dalam perspektif jangka panjang dan beberapa isu lainnya.  Maksud dalam jangka panjang tersebut, mohon tidak diartikan hanya puluhan tahun, berabad-abad, tetapi juga ribuan tahun.  Manusia menyebar dari asalnya yang di Afrika ke seluruh dunia.  Sehingga bila dipandang dari sisi skala periode waktu, pergerakan pindah populasi manusia ini dapat dikatakan normal, tanpa kecuali -bahkan bila dikatakan pada suatu waktu tersebut mereka memutuskan untuk menetap.  Lebih jauhnya, kemiripan bentuk bahasa dan budaya juga dapat menunjukkan perpindahan ini, sehingga terjadinya tentu bukan karena adanya pilihan individu melainkan karena adanya kelompok yang berproses. 

Tapi, apakah pergerakan pindah ini sama dengan imigrasi? Imigrasi terjadi bila ditinggalnya satu unit sosial untuk kemudian masuk nya unit sosial lain. Misalnya, saat manusia menemukan negara (state) pertama kali di Mesopotamia sekitar 5000 tahun lalu, kemungkinan juga beberapa kali terjadi pergerakan pindah seperti imigrasi, atau juga invasi (pendudukan). Tentu saja kita dapat menggolongkan invasi sebagai imigrasi dalam arti besar-besaran! Jadi, akan selalu terjadi migrasi dalam sejarah umat manusia.  Banyak memang dikenal, tapi beberapa yang dikenang sebagai pelanggaran (wilayah) dengan kekerasan ekstrim. 

Kembali, apanya yang baru nih untuk saat ini?  Istilah "globalisasi" seringkali terucap oleh mulut kita, tapi tidak pernah didefinisikan dengan jelas apa maksudnya (Albert 2007; Chase-Dunn 2006; Gills dan Thompson 2006; Robertson 1992, 1995; Robertson dan Scholte 2006; Rosenberg 2005; Sklair 2002, 2006) selain dari sesuatu yang mirip dengan "semua hal perubahan yang terjadi dalam beberapa dekade belakangan ini lho".  Argumen kami di sini adalah bahwa beberapa proses globalisasi dan terutama imigrasi adalah bukan hal baru.  Benar, beberapa hal kelihatan baru.  Bagaimana kita mengenali hal tersebut sebagai hal baru? Apanya yang baru? Manfaatnya apa?

Debat mengenai globalisasi dan analisa dalam sistem dunia meninggalkan diskusi panjang tentang berapa lama proses ini telah berlangsung. Dalam hal apa dapat diaplikasikan?

  • ·         zaman Neolitik; sekitar 10.000 - 12.000 tahun lalu (Chase-Dunn and Hall 1997; Chase-Dunn 2006)
  • ·         ditemukannya negara; 5000 tahun lalu (Frank and Gills 1993; Gills and Thompson 2006)
  • ·         zaman prasejarah dari sistem modern dunia; 1000 tahun lalu (Abu-Lughod 1989)
  • ·         terjadinya sistem modern dunia; 500 tahun lalu (Wallerstein 2004)
  • ·         abad 19 (Chase-Dunn et al 2000; Boswell and Chase-Dunn 2000)
  • ·         akhir abad 20 menjelang milenium baru (Sklair 2002, 2006)


Jawaban kami adalah, ya semua zaman tersebut!

Faktanya, adalah bahwa, ya itulah globalisasi. Banyak diskusi menerangkannya adalah sebagai "global babble" atau "globaloney". Jika diartikan sederhanya adalah interaksi antar masyarakat yang saling membentuk sejarah dan sebalinya, maka Chase-Dunn and Hall (1997) memiliki penjelasan yang "benar".  Jika diartikan bahwa adanya kecenderungan suatu negara berkembang dan berinteraksi serta membentuk sejarah antarnya, maka Frank and Gills (1993) menambahkan penekanannya, dengan menjelaskan bagaimana kapitalisme kuno terbentuk.  Jika ada yang mengatakan bahwa meningkatnya volume perdagangan internasional dapat memberikan dampak penting dari sejarah tiap negara, maka penjelasan ini diusung oleh hasil analisa Janet Abu-Lughod (1989).  Jika tambahan globalisasi militer dan politik maka ini disampaikan oleh William Thompson (2000a, 2000b, 2000c; Gills and Thompson 2006). (Wallerstein 2004; Hall 2002) memperingatkan adanya perdagangan kapitalis pada sistem dunia modern. 

Pencarian jawaban atas pertanyaan tersebut di atas terjadi karena minat para orang zaman sekarang -tapi jika dikembangkan pada beberapa abad kebelakang, tentu akan ditemukan jawaban yang melenceng. Sebab sejarahnya, dalam beberapa abad ke belakang memiliki jalan yang ndak biasa dalam sejarah umat manusia.  Era moderen atau industrial adalah salah satu karakteristik yang mempercepat adanya perubahan sosial dibandingkan dengan perjalanan sejarah sepuluh milenium atau sebelumnya.  Orang-orang zaman sekarang (disebut presentist) memiliki pendekatan bahwa adanya negara dengan batas negara itu normal, dan ini adalah penemuan dalam beberapa abad belakangan.  Bila menggunakan pandangan abstrak, semua hal yang bersifat konstan akan menjadi variabel atau dapat berubah dalam jangka waktu panjang.  Bagian dari argumen kami adalah bahwa beberapa dari hal sosial, politik, budaya dan permasalahan ekonomi yang dihubungkan dengan imigrasi dapat digolongkan dalam kondisi jangka panjang di era moderen ini.  Jadi batasan negara dalam era moderen ini justru mengundang permasalahan. Nah lho....

Jadi dapat dilihat jelaslah bahwa pandangan proses globalisasi saat ini adalah hal yang selalu dan  terus (konstan) berubah, jadi tentunya ini tetap variabel yang terus berubah.  Komponen kunci di sini adalah kecepatan komunikasi, transportasi, dan perjalanan. 

Ilustrasinya adalah berikut ini.  

Neneknya Hall beremigrasi dari Polandia ke Amerika Serikat di awal abad 20.  Selama masa hidupnya, beliau telah dua kali pulang ke Polandia, hal ini dilakukan karena mahalnya biaya dan sulitnya (perjalanan) waktu itu.  Coba bandingkan dengan, para emigran dari Filipina di abad 21 ini, dan tinggal di AS, yang dengan mudahnya mereka pulang kampung dengan naik pesawat, baik untuk kepentingan nikah, pemakaman, juga baptisan bayinya atau hanya kunjung mampir ke sanak saudara.  Biaya dan lama perjalanannya yang lebih nyaman dan terjangkau membuat meraka dapat melakukannya untuk satu atau dua kali dalam satu tahun.  Kembali bandingkan kemudahan ini dengan awal abad 20 lalu. Hal ini tentunya mempermudah dalam memelihara dan mempertahankan budaya asli mereka dan menghalangi terjadinya asimilasi, atau proses terjadinya identitas antar-budaya/multikultur.  Apalagi zaman sekarang dengan mudah, murah dan tersedianya komunikasi instan seperti telpon, internet, skype, yang mana memastikan kelangsungan budaya asal tetap terjaga yang tidak terjadi di masa lampau.  Inilah HAL BARU tersebut. Tetapi tidak semuanya baru.

Kejadian kita adalah argumen yang cukup rumit dan kompleks, sebab terjadi banyak perubahan waktu dan perubahan itu sendiri.  Banyak dari kejadian yang ada cukup mengejutkan.  Referensi yang dilakukan penulis mencoba untuk memandu ketertarikan pembaca menuju pada sumber-sumbernya. 

Setelah melihat penjelasan dari istilah yang berhubungan dengan mobilitas perpindahan, kami akan menunjukkan gambaran kronologis migrasi umat manusia, diikuti dengan diskusi tentang bagaimana perpindahan tersebut terjadi di daerah tersebut.  Lalu kami akan menggali model untuk menemukan pengertian migrasinya, dan fokusnya pada analisa sistem dunia (world-system analysis -WSA), dan menyimpulkan dengan pernyataan, bagaimana WSA menyediakan pemikiran dan gambaran yang kumplit dan jelas, tentang hubungan antara migrasi dengan globalisasi sebab hal ini membutuhkan pemahaman tren sejarah yang mendalam.  

Pengertian tenang Mobilitas

Bagian ini lebih mengarah pada diskusi kerja saja, dimaksudkan untuk menciptakan pikiran yang mengajak, tidak dimaksudkan sebagai ditentukannya definisi pasti.  Bagian yang kami penting kami sampaikan adalah bahwa umat manusia selalu berpindah. Sudah barang tentu, bentuk nomaden dalam variasinya adalah keadaan normal bagi manusia itu sendiri, sebab bukan suatu yang pasti.  Kami akan mencoba untuk membedakan apa itu nomaden, mobilitas, migrasi, juga imigrasi.  Berikut ini adalah pengertian yang kami ajukan:
·    nomaden: yakni perpindahan dalam area tertentu, tanpa menjadi penduduk permanen dalam jangka panjang;
·     mobilitas: adalah perpindahan dari area tertentu ke area lainnya, atau dari area nomaden ke tempat lainnya, atau bahkan pindah ke teritori lainnya. 
·    migrasi: adalah pindah dengan perencanaan ke lokasi baru, biasanya berkelompok, daerah teritori barunya bisa siap atau bahkan tidak siap dengan kedatangan mereka;
·       imigrasi: adalah pindahnya individu atau kelompok ke daerah baru secara terencana, biasanya ke lokasi yang punya suatu kelebihan (dibandingkan daerah asalnya), dengan rencana menetap untuk jangka waktu panjang atau justru permanen menetap.

Jelas sekali, dengan diagram Venn, terdapat beberapa hal yang saling bertumpuk istilahnya, yang mungkin membedakan atau bahkan membuat pijakan baru. 

Beberapa alasan dikemukakan bahwa imigrasi adalah terlarang di zaman moderen ini, apaladi pada abad terakhir.  Sehingga sedapat mungkin penulis menjembatani diskusi mobilitas ini agar nyambung dalam periode milenium.  Musti dapat mengartikannya secara bebas dari kekangan pindah historis secara ke hulu, atau ke hilir, misalnya dari masa kini ke masa lampau atau sebaliknya masa lampau ke masa kini. 

Dikatakan oleh beberapa tulisan (misalnya Trager 2005a, 2005b; Wang 1997a,1997b) ditemukan bahwa mobilitas memiliki konsep multidimensi.  Dan metodologi penulis adalah menggunakan kesinambungan waktu bukan jenis pindah dua kutub. Sehingga tidak menutup kemungkinan, konsep kesinambungan ini akan mengakibatkan overlapping. Kami menyarankan titik akhir dan memperkirakan titik tengahnya. Kami juga mencatat ketika titik tengah berbeda, maka zona tengahnya berkesinambungan. 

·         sukarela <-- disebabkan oleh kelaparan --> dipaksa/terpaksa (perbudakan, dijajah bangsa lain, pengungsi, dll)
·         menetap permanen <-- niat pindah tempat --> sementara
·         Diaspora perdagangan : MNC (multi national corporations) transfer <-- perpindahan ekspatriat --> seluruh komunitas
·         satu arah vs dua arah (misalnya sementara dan atau migrasi berbalik)
·         tempat jauh <-- menetap sementara --> daerah tetangga
·         tahun 1600an dari Eropa ke Amerika; dari Turki ke Jerman; Meksiko ke AS
·         asal: sosial <--sumber daya yang mulai berkurang, termasuk perubahan iklim --> mahluk bukan manusia, ekologi berpindah karena perubahan musim atau iklim
·         berkelompok <-- anggota keluarga dan atau migrasi berantai --> individual
·         melewati batas-batas negara <-- daerah pindah --> migrasi masih dalam satu negara

Singkatnya, mobilitas, perpindahan, atau migrasi, memang lebih rumit dari sekedar disebabkan oleh faktor pendorong atau faktor pemikat. Penulisdalam Trager (2005) menunjukkan bahwa bagaimana terjadinya dalam beberapa cara terjadinya, baik sementara maupun dalam proses pertimbangan ekonomis, perpindahan dapat diturunkan dalam beberapa bagian baik membentuk atau membangun kembali beberapa jenis relasi sosial. 

Proses perpindahan ini tentunya merupakan proses dinamis, dan tidak terjadi hanya dalam satu waktu saja.  Perpindahan terencanapun juga dapat terjadi tidak hanya sekali jalan, melainkan dalam hitungan puluhan tahun, yang awalnya permanen bisa menjadi temporer. Bahkan ada yang awalnya temporer sementara malah kemudian menetap secara permanen.  Contohnya adalah pekerja asing Turki di Jerman (Harff and Gurr 2004). 




No comments:

Post a Comment