March 10, 2012

Rela (Januari 2012)

Luar biasa kata rela ini dimaknakan. Apalagi dilakukan.
Rela...
Mengandung makna yang sangat luas dan dalam. Ada penglepasan energi yg sangat besar dan tadinya tidak terukur menjadi terukur begitu kita melakukannya. Bahwa sebelumnya yaitu saat kita memikirkannya dan saat mau melepaskannya.

Kerelaan, erat kaitannya dengan kelekatan. Dimana kelekatan biasanya dihubungkan dengan penguasaan, ada unsur ego, serta penjinakan atau bahkan lebih vulgar bila dimaknai sebagai satu2nya pemilikan dan penguasaan tunggal.

Bahkan seperti pada ilustrasi seorang yang baru pacaran, saat sang pasangan memikirkan bahwa seolah hanya dia seoranglah yg hidup di dunia ini, lainnya ngontrak; hanya dialah seorang yang berhak memiliki kekasihnya itu.

Nah bila ada orang bijak bertanya, apakah memang kamu yang membuat pasanganmu hidup? Atau kamu telah bersedia bertanggung jawab luas dan dalam atas hidup kekasihmu? Tidakkah Gusti Allahmu lahyang mengkaruniakan semuanya, termasuk orang tuanya yang selama ini menghidupinya? ataukah ada pemikiran lan?

Jadi? Sudah berani? Mau? Rela?

Tlepok... Baru bangun deh kita...

Ternyata rela mengandung maksud yang luas dan dalam. Mengeluarkan energi untuk pihak atau hal lain untuk "lebih membuatnya hidup". Laksana anak panah yang dilontarkan ksatria untuk menuju suatu target. Bagaimana bila rela tidak ada? Apa dia terlontar? Ya! Apakah akan memenuhi target? Belum tentu! Apakah akan "terbang" jauh"? Belum tentu. Bila ditanya lebih jauh? Apakah sang ksatria sepenuh hati dan melibatkan emosi (bukan amarah) untuk melampauinya? Wajib.

Jadi rela perlu: sepenuh hati, melepaskan, energi yang terlontar, tujuan ke dalam dan ke luar, lebih diserahkan pada "panah" nya, dilengkapi oleh doa oleh sang ksatria.

Tuhan memberkati.

Mataram Lombok, 8.58 23Jan2012

No comments:

Post a Comment