October 24, 2011

Merasa ada

Merasa ada vs merasa kekurangan, merupakan jenis rasa yang sering menghinggapi kita semua.

Pernah suatu ketika penulis mengalami keadaan kekurangan, dana terbatas, untuk hidup sehari-hari, baru mulai kerja. Saat itu, yang dilihat hanya "ke atas" saja. Mulailah berandai-andai, kalo nanti gajian, mau makan di restoran A, atau mau punya mobil yang AC-nya dingin atau pengin nabung, sehingga saat libur minta cuti bisa ke Singapura....

Nah saat karir beranjak, dan makan di restoran bisa dilaksanakan, kendaraan punya walau tidak perlu yang wah, atau libur bisa memilih dalam negeri atau luar negeri dekat. Mulailah keinginan yang lain, yang juga masih melihat "ke atas".

Sehingga pada suatu saat, sambil jalan-jalan sore, sepulang dari kantor. Waduh hidup itu sebenarnya uenaaaak banget. Bangun pagi; disambut anak pamit mau ke sekolah, mau mandi;ada air, mau makan; ada supermi, mau ke kantor; ada yang bisa ditebeng'in, kerja; ada mitra kerja, pulang kantor; masih ada yang nunggu di rumah. What a wonderful world. Matur nuwun Gusti Allah.

Apa iya perlu dan penting bila kita pergi ke kantor, makan, bekerja, berlibur, menempel dengan "merek -- brand" yang hebat-hebat?

Betul bahwa penulis sendiri masih jauh dari sempurna. Dan kalo dalam keadaan "sadar" begini, maka timbullah pertanyaan tersebut menyeruak.

Silakan, bila rekan pembaca memiliki pendapat yang lain, berbeda atau menyanggah.

Jakarta 13.17 Okt24,2011

No comments:

Post a Comment