October 01, 2013

Menipu Diri?


Tadi pagi, begitu bangun pagi hari terasa berat. Penuh dengan luka, ku berjalan menuju kantor. Bahkan untuk mengusirnya kulakukan olah raga selama 30 menit untuk membuat diriku bersemangat. Dan benar dengan kucuran keringat, begitu pula diriku mulai terselimuti rasa hangat dan panas dari dalam yang membuncah keluar.  Masih dengan rasa ndak enak yang ndak tau berasal dari mana?

Ataukah ini muncul dari cerita mbak ku sepulang dari tasyakuran keluarga bos ku, dimana kutanya mengapa acara syukuran kok sampai tangis-tangisan. Maka disampaikanlah bahwa itu merupakan keikhlasan untuk melepas diri dari berbagai keterikatan, termasuk keluarga, anak, suami, juga berbagai kepenuhan duniawi.  Maka seperti prajurit yang berperang syahid meninggalkan semuanya untuk menghadap Tuhan.

Ini menarik, sebab bukankah kita lahir di dunia ini dengan meninggalkan semuanya yang enak di dunia baka sana untuk menuju perjuangan selama di dunia fana? Lha kok perjalanan ini dianggap bukan ibadah?
Lha kok terbalik, kita malah menikmati dunia, dan takut kembali ke Gusti Allah, malah disebutkan apapun dilakukan untuk tetap hidup di dunia. Opo ini ndak terbalik.

Malah ada yang pake dukun, jin, atau kekuatan yang ndak kliatan, malah terbalik dan bukannya menjunjung Gusti Allah yang telah mengutus kita dan memberkati kita untuk berjuang dan menuntut menimba ilmu di dunia fana ini.

Jadi sebenarnya siapa sih yang kita tipu? Jiwa kita yang kita tipu atau kita yang ditipu oleh dunia ini?

Semuanya dibalik, terbalik dan malah ndak mau balik? Kan ini yang namanya edan, ngawur, ndak inget, ndak sadar dan ndak eling...


Jakarta, 16:28, 1Okt 2013  

No comments:

Post a Comment