October 16, 2013

Meeting dalam Diam



Terbayangkankah bila kita masing-masing diperkenankan untuk bertemu dengan pimpinan kita. Dalam kelompok kecilnya. Dalam inner-circle-nya yang hanya terdiri dari 7 orang. Hayo...pernah terbayangkan bila kita diundang oleh Yang Terhormat Gubernur kota kita.

Monggo apa yang akan disampaikan? Apa yang ingin didengarkan langsung dari beliau? Atau justru kita hanya mau mendengar "kalimat" atau "penghiburan" atau "janji" dari beliau bahwa masalah kita sudah didengarkan dan besok akan diselesaikan?

Pada hari yang telah ditentukan, misalnya dua hari dari sekarang. Diminta hadir sendiri. Pada waktu hari kerja....

Sekitar 1 jam dari waktu yang ditentukan tentunya kita telah hadir di tempatnya. Ruangan masih kosong. Ajudan belum hadir, sekretaris belum hadir. Pintu ruangan malah belum dibukakan. Tetapi sudah bersih, rapih dan siap untuk digunakan.

Kurang dari 10 menit, beliau dan tim sudah siap di ruang dan siap mengadakan pertemuan, meeting, demikian kita menyebutnya. 

Sekretaris beliau menemui kita, dengan memberikan pesan 2 hal; pertama, monggo ikuti aturan meeting; kedua, improvisasi saja.

Pada saatnya, dua menit menjelang jam-nya dipanggillah kita untuk ikut dalam meeting.

Lucu, ternyata dalam meeting, semua bersila, duduk di lantai, tanpa diperkenankan bersender.  Beliau yang memimpin langsung.  Diam....menunggu, waktu terus berjalan, lho kok ndak ada pengarahan? Lho kok ndak ada aturan? Lho ini gimana sih?

Sang waktu berjalan terus, lho kok semua diam, menekur, semua siap dalam posisi masing-masing. Semua menatap lantai yang kosong. Tadinya saya celingak-celinguk melihat sekeliling, tetapi Pak Gubernur dan semua tim diam, menatap lantai. Diam tidak bergerak, tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Gimana sih?

Padahal saya sudah siapkan berratus dan bahkan berribu pertanyaan, atau bahkan sebaliknya ingin mendengar langsung arahan beliau.

Ternyata, ndilalah'e kok ndak ada gerak, bunyi ataupun apapun yang lazim dalam meeting.

Ya sudah, ikut saja.

Setelah berjalan setengah jam, tiga perempat jam, bahkan satu jam sudah lewat. Tidak ada gerakan, suara.  
Kupendam saja keinginanku untuk bertanya, atau mendengar. Kutahan...malah yang terjadi adalah senyum, senyum sendiri.

Menjelang waktu satu setengah jam, Bapak Gubernur beranjak, berdiri, dan pas waktunya, beliau mempersilakan hadirin untuk memulai pekerjaan hari ini. Dan keluar ruang tanpa salaman, tanpa sapa, tanpa suara....

Wow

Menarik juga sih.

Meeting dalam Diam. Mau coba?



Jakarta 14:35, 16Okt2013

No comments:

Post a Comment