August 12, 2013

Kamu orang asing


Pertanyaan ini sungguh-sungguh menyengatku dengan tajam, dan dalam. Sakit seperti ditusuk duri di telapak kaki.

Ya, aku dulu orang asing di keluargaku, lahir dari ibu, dinantikan selama 9 bulan, dan pada lahirnya, nangis, minta diperhatikan, lalu besar dalam keluarga, merasa menjadi bagian dalam keluarga. Tetapi saat besar, menginjak SMA, susah diatur, merasa bahwa orang tua musti dan pasti membantu dan memfasilitasi semua yang diinginkan (baca: bukan dibutuhkan) ku dong.... Dan saat menikah, terkejut ku dibuatnya, ternyata keputusan menikah, keputusan memiliki anak, membesarkan, menyertai dalam kebersamaan keluarga. Yak ampuuuuun.....ternyata tindakan, perasaan, upaya, doa, dan semua hal yang melingkupi diri ini dulu, benar-benar ndak tau diri....take it for granted.... sak enak'e dhewe...

Menyesal? Ndak. Sebab ndak ada gunanya. Bersyukur aku sempat merasakan ini. Sebab dengan sengatan "peringatan" itu membuatku hidup, bangun serta berjalan kembali menapak di tanah.

Orang asing juga adalah aku, saat aku hidup bersama dengan istriku tercinta. Menikah, hidup bersama, tinggal bersama. Juga berkah aku boleh tinggal menumpang di rumah keluarga. Apalagi, anak-anak kami juga besar di sini. Tepo seliro, dan unggah ungguh pada awalnya. Tetapi berjalan di tahun ke 20, tahun ini, kok sudah seperti rumah sendiri, rasa respect tetap terjaga, tetapi kok ada rasa lain yang meraja di hatiku.... Mungkin juga tindak tandukku, mungkin juga kebiasaanku.....

Lho? Ya ternyata, hal ini begitu terasa...begitu ada mbak yang ikut bersama ibu. Dimana sudah berjalan hampir 1 tahun, berubah juga..... he he he....   Langsung hati, badan, pikiran ini seperti disengat listrik ribuan watt. Kalo beliau aja begitu, berarti aku (kan juga) begitu dong.....

Waduh.... sak enak'e dhewe... sak enak udel'le....

Menyesal? Ndak. Yang sudah berlalu, biar berlalu, tidak bisa dihapus. Saat ini justru saat yang tepat untuk berdiri tegak berjalan kembali. Menata diri, hati dan pikiran, mulai jalan. Menapak di tanah....

Ingat saat aku masuk  ke kantor ini, dimana tiga setengah tahun lalu, menjadi orang asing, orang baru, menyesuaikan diri. Lalu mencoba berkontribusi. Dan sekarang saat penugasan berubah, kok aku merasa rumah, rekan-rekanku jauh dariku. Lha wong aku saja asing bagi mereka, kok aku ndak merasa asing? Kok bisa-bisanya merasa orang dalam, orang lama. Apa iya ndak ngerasa....???

Hua ha ha ha ha .... meledak tawa ku (dalam hati sih...)

Jadi rasa orang asing, tapi menjadi orang dalam dan orang lama, kok iya bisa-bisanya? Itu kan namanya ge-er. Gede rasa. "ngeroso biso" kan mestinya wong jowo iku "biso ngeroso".

Nah kali ini bener-bener, duri tadi menusuk dan ditambahi listrik untuk menyengatku.   Hayo bangun...!


Jakarta, 12Aug2013; 11:00

No comments:

Post a Comment