November 27, 2011

Unfinished business

Selamat pagi sahabat pembaca sekalian...

Unfinished business, demikian orang sering menamakan untuk sesuatu keinginan atau tugas yang belum terselesaikan. Ada kalanya hal ini disebabkan oleh kurangnya kita fokus pada halya atau bahkan sudah fokus tetapi karena dilakukannya dengan di-"sambi" maka seolah bukan prioritas. Juga ada kemungkinan kita sudah fokus, sudah diprioritaskan, kok belum juga selesai, bahkan makan waktu cukup lama dan panjang.

Bila yang terjadi demikian, maka yang terkena dampaknya adalah makan waktu, pikiran, serta menjadi beban tambahan, yang seolah "mencuri" sesuatu dari diri kita. Yang tentunya bila kita diamkan saja maka akan menjadi "cacat" dari diri kita, yang seolah menjadi "luka hati" yang mau-tidak-mau ya kita terima saja.

Ketidaksamaan pendapat maupun ketidaksepahaman cara yang sudah demikian mengakar dapat menjadikan kita "luka" bila bertemu atau bahkan bekerja sama. Hal ini dapat terjadi bila ada dalam hubungan rekan kerja, hubungan dengan nasabah, apalagi dalam hubungan keluarga.

Sebagai ilustrasi, ada kalanya kita bertemu dengan rekan kerja, yang kalau bertemu saja sudah "memberikan beban" yang menguras energi kita, apalagi kalau sudah bicara. Lebih jelas lagi bila saat bertemu, yang dibicarakan adalah mengenai ketidaksukaan atau kelemahan orang lain, atau pekerjaan orang lain yang tidak selesai. Lain waktu, yang dibicarakan adalah masalahnya dengan keluarganya yang memang tidak diselesaikannya. Sebab menurutnya yang salah adalah keluarganya.

Pemikiran dan pendapat yang "out-in" sering menimbulkan perasaan self-pitty, yaitu perasaan mengasihani diri sendiri yang berlebihan. Tetapi bila tidak (mau) diselesaikan akan menjadikan keadaan confort zone untuk orang tersebut.

Apakah saya pernah mengalaminya? Ya jelas pernah. Wong saya juga manusia. Human being sekaligus human doing. Penting adalah seberapa kita menghadapinya. Mau diselesaikan atau "dibuang" saja atau "ya sudahlah", seperti lagunya Bondan Prakoso itu....

Monggo sahabat, kalo memiliki pendapat lain. Matur nuwun. Tuhan memberkati selalu.


Jakarta 8.46 Nop27,2011

No comments:

Post a Comment