November 01, 2011

Kata Tidak dalam Arti lain

Pagi ini, membaca cerita tentang Raja Daud, sungguh sangat menarik perhatian. Setelah beliau menjadi Raja atas Israel, dimana saat keadaan kerajaan dan pemerintahannya tenang dan damai, beliau mulai memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk pengungkapan rasa syukur pada Tuhan Allah yang telah menjaga, mengawal serta membuat segalanya terjadi.

Terbetik olehnya, bahwa Raja Daud ingin membangun rumah Allah, sehingga "api" Tuhan tidak hanya berada di tenda melainkan di tempatkan di rumah Tuhan Allah yang megah.

Dipanggilnyalah Nabi Nathan, ditanyakannya perihal rencana yang sedemikian baik. Menurut pikiran dan akal sehat, tentunya rencana ini sudah sedemikian baik dan luhur, tentu tidak akan ditolak oleh Tuhan Allah. Tetapi, Tuhan melalui Nabi Nathan, menyampaikan, bukan soal baik dan luhur untuk menjalankan rencana tersebut. Melainkan Tuhan punya rencana lain.

Dhuaaaarrrrrr, lho kok????

Wong rencana baik dan luhur kok ditolak?

Coba rekan-rekan pembaca pikir, kurang apa lagi, apakah Tuhan punya rencana lain? Apakah salah bila Raja Daud yang membangun "rumah Tuhan" ini? Bukankah rencana baik, bagus dan luhur akan tetap baik siapapun yang melakukannya?

Ternyata Tuhan memiliki rencana lain, sebagaimana disampaikanNya pada Nabi Nathan, bahwa yang akan membangun Rumah Tuhan adalah Putra Raja Daud. Dimana dimata Tuhan, tugas dan peran Daud sudahlah sedemikian berkenan dihadapanNya. Tetapi intinya tugas membangun tersebut "bukan" tugasnya. Titik. Bukan soal salah atau penolakan.

Jadi "pengalihan" tugas, tidak sama dengan pendisiplinan atau penolakan oleh Tuhan.

Nah, rekan-rekan pembaca, apakah rekan pernah mengalami kejadian, bahwa rencana yang baik, bahkan luhur, sudah dibuat detil, terperinci, bahkan kemungkinan salahnya juga kecil, tetapi kok tidak dapat terlaksana dengan baik.... Bila menyitir kejadian di atas, perlu rasanya kita selalu "mendengarkan" Tuhan apakah ini sudah yang terbaik.

Demikian sharing ini. Monggo bila rekan pembaca memiliki pendapat lain. Matur nuwun.

Jakarta 14.37 Nop01,2011


1 comment:

  1. wach..bos didiek weis nyaingi pendeto... Tuhan Memberkati Bos

    ReplyDelete