July 09, 2013

Belajar lagi...


Dua minggu lalu, sejak menemukan kembali flute, alat musik yang aku pelajari 4 tahun lalu, tepatnya di tahun 2009, mulailah mencoba meniup, membentuk tangga nada, membantuk lagu sekenanya. Ndak enak didengar, kadang ketemu kadang ndak ketemu.

Pikiranku kembali ke masa silam saat pertama memutuskan untuk "memulai suatu yang baru". Antusias, mencari berbagai informasi mulai dari cara bermain, cara memulai, bagaimana membentuk bunyinya, lalu mencari sejarah kapan mulainya flute, dan berbagai macam lainnya seperti saudara "kembar" atau "kakek-nya" flute, seruling, suling, saluang, recorder yang dipelajari sewaktu SD dan SMP. Malah ketemu juga bahwa, saudara kembar ada yang terbuat dari bambu, shakuhashi di Jepang, lalu pan flute di Amerika Latin, French Flute, juga German Flute, wah.....makin banyak, ada yang dari kayu hitam Afrika, terbuat dari kayu grenadila, dan lain sebagainya... Waduh... banyak sekali informasinya. Lalu jadi teringat, lho, sebenarnya aku mau belajar memainkan atau "menyelam" membunyikannya atau mempelajari sejarahnya?

Ndak terasa, ternyata beginilah model antusiasme-ku bila sudah tertarik dengan suatu hal. Mencari apa saja yang terhubung, sejarah, saudara kembarnya, terbuat dari apa saja, bagaimana cara memainkan, juga bagaimana memodifikasinya. Nah khusus yang terakhir ini yang menyebalkan anggota keluarga lainnya. Kalau dahulu sebelum menikah, ibu yang selalu mengingatkan,"kowe iku arep main musik opo nggawe alat musik?" (terj.: kamu itu mau main musik atau mbuat alat musik?"). Ini adalah jenis sindiran almarhum ibu tercinta.

Memori itu kembali lagi... ndak terasa lelehan air mata membasahi pipi. Oh iya ya, memang selama ini secara sadar dan bahkan lebih sering ndak sadar aku didorong oleh kemauan yang demikian hebat kalo sudah tertarik dengan suatu hal. Bahkah lebih sering hal tersebut awalnya bukan suatu yang "musim", atau memasyarakat. Tambahan, menurut almarhumah ibu, kalo sudah keranjingan, keracunan "hal/alat" itu, orang lain akan tertarik dibuatnya. Sebab setiap kali, aku bercerita tentang hal itu, atau tindakanku mengarah tentang hal itu. Terserah orang lain, atau teman, atau anggota keluarga, mau ikut atau ndak.

Ha ha ha.....seru juga ya... antusiasme yang bisa menular karena diberi energi, terus-menerus, juga bersemangat dalam mengejar atau "memegangnya."

Nanti suatu waktu kuceritakan tentang impianku sejak kecil yang punya sepeda montor Harly, karena rekomendasi dari almarhum Mbah John di Madiun dulu.

Bener nih, ndak tertarik? Coba aja...memberikan energi pada suatu yang kamu tertarik dan lakukan dengan antusias. Perhatikan pengaruhnya pada lingkungan sekitarmu.

Monggo....                          


Jakarta, 9 Jul 2013, 08:22

No comments:

Post a Comment