July 09, 2013

Ambil Putusan kok Susah ya?


Namanya memutuskan kok susah ya? Apa ini karena salah memberi label? Sehingga kesannya kita "putus" dari apapun yang sudah atau sedang berjalan.

Kok malah enak bahasa Inggeris ya? Decide (kata kerja) atau Decision (kata bendanya). Lebih keren.
Karena lagi sok dipengaruhi psikologis gadungan, pengalaman saya, memutuskan, atau mengambil putusan, kok kesannya negatif ya? Kesannya gaya, sebab dengan gagah berani telah menunjukkan pada "dunia" bahwa saya (nah ini yang keren, sebab pake subyek, diri sendiri lho...) melakukannya.

Bulan lalu, saya yang termasuk keranjingan gambar-gambar indah, memutuskan bahwa saya tidak diperbudak lagi oleh gambar dan bahkan film indah tersebut. Saya dibantu oleh coach suatu pelatihan, yang menggambarkan bahwa tubuh kita ini sakral, dan kita (yang utuh ini mengendalikan) dan bukan hal lain di luar kita yang mengendalikan kita.

Betul bahwa dunia ini indah dengan segala ketidaksempurnaan. Coba aja, mulai bangun tidur. lalu baca koran, eh beritanya "seru", bahkah sering membuat bulu kuduk, dan membuat kita takut melewati jalan tertentu katanya banyak premannya. Ato semalam ada informasi dari anak saya, bahwa ada mahasiswa yang gantung diri karena 2 hari kemarin B**ckberry-nya ndak bisa menampilkan dan mengganti display picture-nya.  Kok serem amat yak?

Jadi....apakah kita mau nunggu hal/orang/berita/kejadian lain yang berubah atau kita yang mengendalikannya? untuk diri kita sendiri?

He he he....susah, sulit yak?

Baiklah, kalo begitu..... Pemilihan kata ternyata juga secara psikologis mempengaruhi "roso" dalam diri kita, kalo kita bilang memutuskan, kesannya ada yang diputus, ditinggalkan, dibuang, disapih.... Tega amat ya?
Kalo kita memilih mengendalikan, kesannya gaya, keren, berani, ya...agak positif sih...

Monggo pilih sendiri.

Jakarta 9 Juli 2013, 8:44

No comments:

Post a Comment