December 06, 2011

Bahasa

Menurut definisi bebas dari wikipedia adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi satu dengan yang lain.

Susah ya...

Gampangnya adalah bahwa dengan bahasa, maka peng-kode-an yang dilakukan seseorang dapat dipahami maksudnya oleh orang lain. sehingga wacana berkomunikasi mudah dilakukan. Pada waktu kita berkunjung ke daerah lain yang menggunakan bahasa berbeda dengan kita, maka untuk berkomunikasi seringkali kita gunakan "bahasa tarzan", dengan alat bantu tangan (isyarat) dan ekspresi muka. Dan komunikasi seringkali hanya dibatasi dengan maksud "dangkal" saja. Basa-basi...

Monggo kita telaah yang lain lagi. Saat kita berkomunikasi dengan rekan yang berbahasa yang sama ternyata juga tidak mudah, ini juga kalau tidak disebut sulit. Mengapa?

Karena dalam berkomunikasi, seringkali sudah dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:
a) persepsi dari si pendengar yang kerap berbeda dengan si pembicara;
b) suasana hati masing-masing pihak;
c) gangguan luar, seperti kebisingan, atau hal lain yang membuat tidak fokus dan tidak tercapai pesannya;
d) salah satu pihak tidak percaya (trust) dengan pihak lainnya, misalnya pendengar tidak trust pada pembicaranya. Dapat disebabkan beberapa hal misalnya, dianggap tidak kompeten, tidak mampu.
e) dan banyak hal lainnya...

Sebagai ilustrasi, suatu pagi, suatu ketika saya melaporkan kejadian di tempat kerja di Kalimantan, dan atasan saya menegur, tanpa menunggu saya bicara sampai selesai. Katanya,"Dik, lha kamu itu kan bukan insinyur, apa kamu tau detilnya?"
Lho wong, saya aja latar belakang beda ya ndak detil, ini kan laporan untuk introduction. Sementara kalo detil kan ada tim yang menjelaskannya. Jadi terlihat di sini bahwa pihak pendengar merasa bahwa pembicara tidak kompeten untuk membuat laporan tersebut.

Lain halnya bila, kita bicara dengan sesama teman yang satu hobi, misalnya menyanyi. Maka saat pembicara melontarkan ide untuk kumpul menyumbangkan suara di karaoke, akan bersambut, tanpa perlu panjang lebar. Bahkan salah satu teman sudah membuat list daftar lagu yang hit dan enak untuk dinyanyikan.

Lain lagi saat, suatu pagi saya bertemu dengan teman di lobi kantor menuju lift. Sambil menunggu saya tanya,"gimana kabarnya?" Tiba-tiba dia jawab,"parah nih, tadi macetnya minta ampun..."

Lho...? Waduh.....

Jadi ingat suatu ketika di kantor lama di bilangan Sudirman, saya mempunyai bos yang kalo ketemu selalu bertanya,"Dik, gimana? Bereskan?"
Biasanya saya jawab,"aman pak, jalan."

Setelah berjalan beberapa waktu, lewat setahun bekerja di sana, saya mulai memperhatikan, lho kok pertanyaannya sama dan ke semua orang yang beliau temui. Sempat terpikir, nanti kalau beliau tanya lagi saya akan siapkan jawaban dengan pertanyaan juga... (jahil-nya mulai muncul nih).

"Dik, gimana? Bereskan?"
Saya jawab,"apanya pak? yang perlu diberesin apa lagi pak?"
Nah, pada gilirannya, beliaulah yang bingung. Kok dijawab demikian... ha ha ha. Bahasa memang ndak mudah lho, apa lagi bila kita berpegang pada persepsi masing-masing.

Demikian sharing ini. Monggo bila rekan pembaca memiliki pandangan dan pemikiran lain. Matur nuwun. Tuhan memberkati.

Jakarta 11:12. Des6,2011







No comments:

Post a Comment