December 07, 2011

Konsumsi listrik, apa sih maunya?

Setelah baca koran harian tadi pagi, dimana beberapa topik memberitakan bahwa sekelompok orang di kalangan atas sana, menginginkan kita "seragam" dalam maksud memahami apa yang diinstruksikannya.

Contohnya adalah bahwa sebaiknya kita secara serempak mengurangi konsumsi kita terhadap listrik. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan energi demi kelangsungan hidup generasi yang akan datang. Wuiiih, betapa mulianya tujuan dan maksudnya.

Sementara beberapa kalangan dengan semangat tidak kenal lelah, mencari alternatif energi untuk dapat menggantikan minyak bumi yang katanya hampir habis ini.

Menurut para ahli yang berasal dari negeri-negeri seberang, salah satu kemajuan suatu bangsa didorong oleh pembangunan fasilitas infrastruktur, salah satunya adalah ketersediaan listrik untuk industri dan untuk rakyat.

Sikap mengurangi konsumsi penggunaan listrik tersebut, apakah sebaiknya diterapkan di industri atau juga oleh konsumsi rumah tangga? Terus apa sebaiknya kita masyarakat menggunakan sumber energi lain? Contoh apa?

Sewaktu anak saya, Krisna live-in di daerang Magelang, Jawa Tengah, penduduk masih menggunakan kau bakar untuk memasak. Lha kita yang di kota apa iya musti cari kayu bakar?
Alternatif lain, pake briket batubara. Seingat saya, kita menggunakannya kalo akan barbeque. Jadi kalo memasak nasi, bikin tumis, panasin air hangat dengan apa sebaiknya?

Kalo biasanya kita tidur dengan AC, maka sebaiknya kita lakukan dengan kipas tangan, kondisi rumah mulai dirancangbangunkan supaya angin dapat masuk.

Makin bingung ya....

Jadi timbul pertanyaan...berapa sih yang dapat dihemat bila masyarakat mengurangi konsumsi listrik 10% saja? Berapa kalo kita bandingkan industri juga menguranginya 10%? Jadi berapa konsumsi listrik masyarakat dibandingkan industri?

Demikian curcol ini disampaikan, monggo kalo sahabat memiliki pendapat lain dan berbeda. Matur nuwun. Tuhan memberkati.

Jakarta 15.33 Des07,2011

No comments:

Post a Comment