September 07, 2011

Apakah berbeda sama dengan penolakan?

Apakah berbeda sama dengan penolakan?

Baru saja saya mengalami kejadian kecil yang begitu “kena” di hati, begitu membuat kaget, shock, dan membuat kecut.

Saat mengucapkan salam untuk menyampaikan Selamat Hari Raya (agama tertentu), dan sudah disampaikan secara sopan dan tulus, tiba-tiba teman tersebut menyampaikan, bahwa dia tidak merayakannya, juga tidak ingin mengucapkan apapun sebagai balasan.

Wow.

Luar biasa nih, selama ini saya sudah mendengar beberapa kali kalo ada beberapa rekan, teman rekan atau pihak lain bertemu dengan lawan bicara yang sudah dikenal maupun belum dikenal, sebagai salam, mengucapkan salam ini. Pada saatnya akan lawan bicara tersebut menolak dan disampaikan dengan sopan tentunya.

Kejadian ini begitu mengejutkan, shock, dan membuat kecut. Seolah kita terlempar beberapa meter ke belakang seperti terkena tenaga dalam. Duuuuaaaaaarrrrrr…….

Apakah hal ini benar? Tidak ada yang membantahnya. Apakah hal ini salah? Tidak ada yang akan mengkonfirmasi tentunya. Apakah hal ini wajar dan boleh disampaikan? Kalau ditinjau dari sisi rekan sebagai lawan bicara tersebut tentunya jujur pada diri sendiri dan setia pada hal yang dipercayainya bahwa perlu menyampaikan kepercayaannya tersebut. Agar……(bisa macam-macam alasannya)

Nah, kalo dari sisi pemberi salam? Ini tentu sangat mengagetkan. Bila kita memang menganut kepercayaan tersebut, mungkin dapat berakibat kita merasa ditolak salamnya; atau kita yang merasa ditolak. Waduh berat nih akibatnya. Kalo pada posisi bahwa pemberi salam bukan penganut kepercayaan tersebut, dan memberikan salam tersebut, bisa dua konsekuensinya, apakah dengan mengucapkan salam tersebut kita dengan serta merta “menganut kepercayaan itu kah?” atau justru kita tidak merasa apa-apa?

Bagaimana dengan rekan pembaca sekalian? Sumonggo kami persilakan bila ada komentar atas kejadian kecil ini.

No comments:

Post a Comment