October 28, 2017

Bergerak Move


Setelah lama ndak mengalami hal seperti ini, maka aku mulai gatal untuk menyampaikannya dalam tulisan.

Mana yang (seharusnya) ditemukan duluan, a) Tujuan duluan atau b) Jalan duluan. 

Betul bahwa banyak orang lain tentu akan sama denganku, juga sewaktu anakku mulai masuk dalam lingkungan baru untuk bekerja, maka saranku adalah open mind, terbuka untuk semua kemungkinan dan konsekuensi. 

Tetapi kok bisa sama ya waktu yang akan aku alami dengan anakku, sehingga apa yang aku sampaikan kepadanya menjadi cermin dan mempertanyakan kembali ke kepalaku. Nah lho……

Kembali pada pertanyaan di atas.
                    
             Tujuan duluan. 

Ini adalah yang paling sempurna dan dapat terlaksana bila kita dihadapkan pada keadaan cukup waktu, cukup informasi, cukup tenaga, dst dst dst. Banyak buku dan para ahli yang mengatakan Why, alasan, reason, dream, goal, objektif, visi, musti ketemu dan dipegang duluan maka jalannya, caranya, strateginya akan baik dan solid. 

 Jalan aja dulu.

Memasuki beberapa kejadian, pengalaman dan ikut-ikutan belakangan ini, terasa bahwa tujuan, goals, gambar besar belum keliatan, bahkan cenderung burem dan hitam pekat.  Aku mencoba bahwa pesan, pengalaman, gambaran, rumusan, juga hukum masa lalu ndak berlaku. Lha wong meniatkan baik dengan tujuan yang jelas dan clear aja hasilnya banyak berubah.  Apalagi ndak punya tujuan.  Tetapi ndak punya tujuan. Nah lho…

Kembali di atas, bila dilihat pilihan yang dihadapi adalah bahwa dengan sempitnya waktu, aku ndak punya tujuan jelas, tetapi telah ditunjuk untuk masuk dalam peran yang diajukan orang lain.  Juga ada yang aku ikut-ikutan kegiatan tetapi ndak tau dan ndak keliatan mau jadi apa nantinya.  Lucunya hal-hal yang aku hadapi, aku jalani ini terasa seperti mimpi. 

Orang lain yang sudah terjun duluan mengatakan bahwa urusan ini serius, tetapi yang kutau adalah bahwa semua ini fun bila kita ndak membatas-batasi mimpi, tujuan dan jalan serta cara kita.  Yang penting adalah komunikasi sebaik yang bisa kita lakukan. 

Coba sebentar…

Kalo dipikir-pikir, kok ada “hal” lain yang mengarahkanku ya?

Jangan-jangan ini yang dikatakan aku diarahkan oleh Tuhan melalui Roh KudusNya….

Menarik ya. Sebab diriku ndak mengetahui apa yang kuhadapi, tetapi jiwaku have fun atas hal ini.  Kalo ditanyakan, kesadaranku dimana? Nah…


Jakarta, 28 Oktober 2017 21:54

No comments:

Post a Comment