January 24, 2014

Burden Syndrome




 Bangun pagi ini, ada aneh yang sudah kurasakan sejak minggu lalu.  

Berkah Gusti Allah, yang membuatku dapat bekerja kembali bersama sahabat-sahabatku yang sudah kutinggalkan lebih kurang 4 tahun lalu.  

Memang sejak masuk tahun baru 2014 ini, semangat untuk berkaryaku membuncah mencelat dan menyulut adrenalinku untuk untuk tersalur.  Alhamdulilah. Puji Tuhan.  

Refresh sejak kumasuki gedung kantor tercinta ini, dan menapaki sampai ke lantai tempatku dulu… Wuih, sungguh merasakan banyak memori, kenangan, senang, seru, baik, buruk, nightmares, juga harapan tinggi….Wow. Seru juga ya. Bayangan tersebut masih kurasakan sampai lebih kurang dalam satu mingguku di sini. 

Memasuki minggu kedua, kutemui banyak perbandingan, pertanyaan, juga jawaban yang tersamar, juga yang nyata baik kulihat, kurasakan, juga kudengar.  

Ternyata di akhir minggu kedua, dengan mantap dan bulat hati, kuputuskan untuk me-reset pikiran dan hati dalam pembandingan, agar niat untuk open mind dan open heart dapat dilaksanakan dengan baik. 

Memasuki minggu ketiga bulan ini, kuterima penugasan, yang seperti kuterima di waktu lalu, yakni informal, verbal. Tapi sudah kuputuskan ini merupakan amanah. Siap bos…!!

Ndak terasa, hari-hariku mulai penuh, padat, dan karena Berkah Mu Gusti, ternyata sobat rekan kerjaku semua antusias dengan kerjasama ini. Bahkan informasi yang kuperoleh bertubi-tubi. Luar biasa.

Betul, bahwa sejak penugasan, begitu terasa intensi, aura dan aroma pola kerja yang “dulu” pernah kulalui. Serasa déjà vu ini terjadi. Tapi karena sudah kuputuskan dan niat untuk memperbaik diri dari hari ke hari, maka antusiasme melingkupi ku. Puji Tuhan.  

Kamis, tengah minggu, saat konsul dengan dokter, dan diperiksanya tekanan darah, naik tidak seperti biasanya. Dokter katakan, ini ndak biasa. Kamu pasti banyak pikiran. Coba. Tetap olah raga dan makan benar. Siap dok….

Memang sejak menceburkan diri dalam penugasan, ada rasa “tekanan” di punggungku. Dan mood ku berubah pada sekitaran jam 15. Menurut dokter, sebaiknya kubawa alat pengukur tekanan tersebut.  

Kembali pada pagi ini, secara tidak sadar ku diingatkan oleh “suara”, yang mengatakan,”Itu kan karena kamu mengalami burden syndrome. Ya sudah, disadari saja. Disyukuri bahwa kamu bagus pernah mengalaminya. Dan ini kan pertanda kamu hidup. Dan Gusti Allah begitu sayang padamu.” Terima kasih Gusti. Terima kasih hati kecilku. 

Terima kasih…ternyata badan fana ini begitu sensitif sehingga mengirimkan sinyal ini.  

Penelusuranku, ternyata betul bahwa karena penugasan ini sudah kudahului dengan prejudice bahwa ada beberapa hal yang (mungkin) tidak dilakukan oleh tim terdahulu dalam penugasan ini.  Menarik dalam penelusuran ini….terasa bahwa energi untuk mengalihkan (padaku) begitu terasa. Kelihatan bahwa petugas (selama ini) memang memilih untuk tidak tuntas dan dalam dalam penugasan. Entah karena takut atau tidak mau terlibat lebih jauh dan ndak mau kelimpahan tanggung jawab atau memang ndak minat sebab “ndak high profile” .  Ooops prejudice lagi… Maksud hati adalah penelusuran, tetapi memang Berkah Gusti yang membuatku dibukakan untuk sensitif memandang apa yang terjadi.  

Mohon maafMu Gusti……

Masuk dalam penelusuran ini, timbul pertanyaan,”apakah penting mengetahui lainnya?” Ndak sih “Apa perlu mengetahui apakah rekan lain memang sejalan?” Ndak sih. Lalu…. So what

Lakukan saja, niatkan yang terbaik, disertai doa, diiringi doa, semoga apapun hasilnya memberikan manfaat bagi orang yang terlibat di dalamnya. Amin. Amin ya Gusti…

Semua ini hanya dan oleh Berkat Mu lah Gusti Allah, junjunganku. 

Baik dan Jahat, memang selalu berada dalam satu ranjang. Selalu. Selalu Bersama. Bahkan kadang dalam satu badan, tidak terpisahkan. 

Ampunilah hamba Mu ini ya Gusti. 

Jangan-jangan yang Baik dan Jahat ini memang “hanya” ada di hati ini. Sementara buat Mu semuanya adalah baik untuk ku dan semua umat Mu. Sekali lagi, mohon ampunMu Gusti…..

Hamba janji dengan segenap hati untuk tidak melakukan judgment dan penilaian atau memberi label baik, bagus, buruk, jahat. Sebab semua label itu hanyalah semu. 

Monggo….


Jakarta, 11:42; 24Jan2014

No comments:

Post a Comment