December 02, 2013

Menjadi Baik (Good) atau menjadi Terbaik (Great) di suatu bidang

Mengingat suatu buku Jim Collins from Good to Great, ada yang menarik dari hal yang disampaikan Sean Hyman, bahwa meningkatkan Kemampuan kita (Ability), urutan berikutnya adalah akan membuat kita sejahtera (Wealth) dan pada gilirannya akan membuat kita berlimpah untuk menjadi saluran berkat bagi umat manusia sesama kita (Bless others).

Bukankah hal ini merupakan tujuan kita hidup didunia? Memulai dari diri kita, mensyukuri berkah dari Gusti Allah yang dilimpahkanNya pada kita, lalu dengan niatan tulus dalam membantu sesama, mengangkat harkat martabat sesama, maka hati dan pikiran kita mengarahkan kita menjadi saluran berkat. 

Bila tujuan dan motif kita adalah untuk agar kita dilihat orang lain, maka sudah barang tentu keterkenalan langsung diperoleh, tetapi ini sifatnya sangat dangkal dan instant. Tetapi begitu kita memilih untuk membantu dengan niatan tulus, insya Alah, dengan perkenan Gusti Allah Tuhan, kita akan memberikanNya lebih berlimpah. Karena kita lakukan tanpa pamrih. Sudah dengan ikhlas, dan doa agar dapat membantu orang lain.

Salah satu anjuran almarhumah ibu dan almarhum bapak semasa ku kecil antara lain, bantulah orang yang kemungkinan besar dia ndak dapat membalasmu. Maka kamu akan terhindar dari pamrih, dan fokus hanya untuk membantunya saja semata.  That's it.

Jadi ingat sekitar tahun 2008, dimana pernah saya menghadiri suatu seminar, dengan pembicara Bp Jo Simatupang, yang mengatakan bahwa banyak orang yang merasa sudah memiliki good life, seringkali sudah tidak mau melihat bahwa beyond kehidupannya adalah great life. Tetapi karena sudah merasa berada di comfort zone, maka tidak bersedia lagi untuk fight, sehingga shifting ke great life

Bukannya mengajak kita menjadi tidak pernah puas pada suatu kondisi atau keadaan pemenuhan kebutuhan needs kita menjadi keinginan wants, tetapi selayaknya hidup ini diperjuangkan sehingga tujuan kita hidup di dunia ini (purpose of our life) masing-masing adalah seoptimal mungkin yang dapat kita capai. Sebagai maksud dan makna kita manusia ini diciptakanNya. 

Push it to the limit, beyond our fear. Could be just one more step to open THAT door.

Seperti buku one degree yang membuat air panas menjadi uap air, saat menambahkan satu derajat dari 211 derajat fahrenheit ke 212 fahrenheit.  Nah....maukah kita? anda?

Monggo...



Jakarta 11:48, 2Des2013

1 comment:

  1. Nice post, Pak!

    Part favorit:
    "...bantulah orang yang kemungkinan besar dia ndak dapat membalasmu. Maka kamu akan terhindar dari pamrih, dan fokus hanya untuk membantunya saja semata."

    ReplyDelete