saduran dan cuplikan
dari tulisan menarik P. Nick Kardulias dan Thomas D. Hall
Pendahuluan
Isu banjir
imigran selalu menjadi berita yang menarik; seperti imigran Hispanik ke dalam
AS, yang selama ini menjadi bahasan dari Kongres AS, selama ini menemui jalan
buntu. Demikian juga adanya isu pekerja Turki di Jerman; juga isu adanya
imigran muslim di Perancis, Belanda dan Inggris; sementara di Inggris sendiri
adanya pergerakan bebas masuknya masyarakat Persemakmuran (Commonwealth) adalah
isu yang selalu hangat. Memang diskusi
mengenai hal imigran ini selalu hangat, walau banyak negara kelihatannya enggan
untuk menyelesaikannya secara tuntas.
Tetapi jelas-jelas, pergerakan manusia di dunia dari negara satu ke
negara lain juga dapat disebabkan karena kondisi negara asalnya tidak aman
secara politik; sehingga kita dapat menggolongkan jenis perpindahan yang
sukarela vs terpaksa. Juga ada isu
mengenai migrasi dalam suatu negara, dari daerah pedesaan menuju perkotaan.
Dicatat dalam sejarah migrasi manusia, antara lain adanya perpindahan cukup
besar di daratan China (dijelaskan oleh Wang dan Zuo 1999).
Kita dapat
bincangkan diskusi ini disebabkan oleh suatu kebutuhan vital penting dalam
perspektif jangka panjang dan beberapa isu lainnya. Maksud dalam jangka panjang tersebut, mohon
tidak diartikan hanya puluhan tahun, berabad-abad, tetapi juga ribuan
tahun. Manusia menyebar dari asalnya
yang di Afrika ke seluruh dunia.
Sehingga bila dipandang dari sisi skala periode waktu, pergerakan pindah
populasi manusia ini dapat dikatakan normal, tanpa kecuali -bahkan bila
dikatakan pada suatu waktu tersebut mereka memutuskan untuk menetap. Lebih jauhnya, kemiripan bentuk bahasa dan
budaya juga dapat menunjukkan perpindahan ini, sehingga terjadinya tentu bukan
karena adanya pilihan individu melainkan karena adanya kelompok yang
berproses.
Tapi,
apakah pergerakan pindah ini sama dengan imigrasi? Imigrasi terjadi bila
ditinggalnya satu unit sosial untuk kemudian masuk nya unit sosial lain.
Misalnya, saat manusia menemukan negara (state) pertama kali di Mesopotamia sekitar
5000 tahun lalu, kemungkinan juga beberapa kali terjadi pergerakan pindah
seperti imigrasi, atau juga invasi (pendudukan). Tentu saja kita dapat
menggolongkan invasi sebagai imigrasi dalam arti besar-besaran! Jadi, akan
selalu terjadi migrasi dalam sejarah umat manusia. Banyak memang dikenal, tapi beberapa yang
dikenang sebagai pelanggaran (wilayah) dengan kekerasan ekstrim.
Kembali,
apanya yang baru nih untuk saat ini?
Istilah "globalisasi" seringkali terucap oleh mulut kita, tapi
tidak pernah didefinisikan dengan jelas apa maksudnya (Albert 2007; Chase-Dunn
2006; Gills dan Thompson 2006; Robertson 1992, 1995; Robertson dan Scholte
2006; Rosenberg 2005; Sklair 2002, 2006) selain dari sesuatu yang mirip dengan
"semua hal perubahan yang terjadi dalam beberapa dekade belakangan ini lho". Argumen kami di sini adalah bahwa beberapa
proses globalisasi dan terutama imigrasi adalah bukan hal baru. Benar, beberapa hal kelihatan baru. Bagaimana kita mengenali hal tersebut sebagai
hal baru? Apanya yang baru? Manfaatnya apa?
Debat
mengenai globalisasi dan analisa dalam sistem dunia meninggalkan diskusi
panjang tentang berapa lama proses ini telah berlangsung. Dalam hal apa dapat
diaplikasikan?
- · zaman Neolitik; sekitar 10.000 - 12.000 tahun lalu (Chase-Dunn and Hall 1997; Chase-Dunn 2006)
- · ditemukannya negara; 5000 tahun lalu (Frank and Gills 1993; Gills and Thompson 2006)
- · zaman prasejarah dari sistem modern dunia; 1000 tahun lalu (Abu-Lughod 1989)
- · terjadinya sistem modern dunia; 500 tahun lalu (Wallerstein 2004)
- · abad 19 (Chase-Dunn et al 2000; Boswell and Chase-Dunn 2000)
- · akhir abad 20 menjelang milenium baru (Sklair 2002, 2006)
Jawaban
kami adalah, ya semua zaman tersebut!
Faktanya, adalah
bahwa, ya itulah globalisasi. Banyak diskusi menerangkannya adalah sebagai
"global babble" atau "globaloney". Jika diartikan
sederhanya adalah interaksi antar masyarakat yang saling membentuk sejarah dan
sebalinya, maka Chase-Dunn and Hall (1997) memiliki penjelasan yang
"benar". Jika diartikan bahwa
adanya kecenderungan suatu negara berkembang dan berinteraksi serta membentuk
sejarah antarnya, maka Frank and Gills (1993) menambahkan penekanannya, dengan
menjelaskan bagaimana kapitalisme kuno terbentuk. Jika ada yang mengatakan bahwa meningkatnya
volume perdagangan internasional dapat memberikan dampak penting dari sejarah
tiap negara, maka penjelasan ini diusung oleh hasil analisa Janet Abu-Lughod
(1989). Jika tambahan globalisasi
militer dan politik maka ini disampaikan oleh William Thompson (2000a, 2000b,
2000c; Gills and Thompson 2006). (Wallerstein 2004; Hall 2002) memperingatkan
adanya perdagangan kapitalis pada sistem dunia modern.
Pencarian jawaban
atas pertanyaan tersebut di atas terjadi karena minat para orang zaman sekarang
-tapi jika dikembangkan pada beberapa abad kebelakang, tentu akan ditemukan
jawaban yang melenceng. Sebab sejarahnya, dalam beberapa abad ke belakang
memiliki jalan yang ndak biasa dalam sejarah umat manusia. Era moderen atau industrial adalah salah satu
karakteristik yang mempercepat adanya perubahan sosial dibandingkan dengan
perjalanan sejarah sepuluh milenium atau sebelumnya. Orang-orang zaman sekarang (disebut
presentist) memiliki pendekatan bahwa adanya negara dengan batas negara itu
normal, dan ini adalah penemuan dalam beberapa abad belakangan. Bila menggunakan pandangan abstrak, semua hal
yang bersifat konstan akan menjadi variabel atau dapat berubah dalam jangka
waktu panjang. Bagian dari argumen kami
adalah bahwa beberapa dari hal sosial, politik, budaya dan permasalahan ekonomi
yang dihubungkan dengan imigrasi dapat digolongkan dalam kondisi jangka panjang
di era moderen ini. Jadi batasan negara
dalam era moderen ini justru mengundang permasalahan. Nah lho....
Jadi dapat
dilihat jelaslah bahwa pandangan proses globalisasi saat ini adalah hal yang
selalu dan terus (konstan) berubah, jadi
tentunya ini tetap variabel yang terus berubah.
Komponen kunci di sini adalah kecepatan komunikasi, transportasi, dan
perjalanan.
Ilustrasinya adalah berikut ini.
Neneknya Hall beremigrasi dari Polandia ke Amerika Serikat di awal abad
20. Selama masa hidupnya, beliau telah
dua kali pulang ke Polandia, hal ini dilakukan karena mahalnya biaya dan
sulitnya (perjalanan) waktu itu. Coba
bandingkan dengan, para emigran dari Filipina di abad 21 ini, dan tinggal di
AS, yang dengan mudahnya mereka pulang kampung dengan naik pesawat, baik untuk
kepentingan nikah, pemakaman, juga baptisan bayinya atau hanya kunjung mampir
ke sanak saudara. Biaya dan lama perjalanannya
yang lebih nyaman dan terjangkau membuat meraka dapat melakukannya untuk satu
atau dua kali dalam satu tahun. Kembali
bandingkan kemudahan ini dengan awal abad 20 lalu. Hal ini tentunya mempermudah
dalam memelihara dan mempertahankan budaya asli mereka dan menghalangi
terjadinya asimilasi, atau proses terjadinya identitas
antar-budaya/multikultur. Apalagi zaman
sekarang dengan mudah, murah dan tersedianya komunikasi instan seperti telpon,
internet, skype, yang mana memastikan kelangsungan budaya asal tetap terjaga
yang tidak terjadi di masa lampau.
Inilah HAL BARU tersebut. Tetapi tidak semuanya baru.
Kejadian kita
adalah argumen yang cukup rumit dan kompleks, sebab terjadi banyak perubahan
waktu dan perubahan itu sendiri. Banyak
dari kejadian yang ada cukup mengejutkan.
Referensi yang dilakukan penulis mencoba untuk memandu ketertarikan
pembaca menuju pada sumber-sumbernya.
Setelah melihat
penjelasan dari istilah yang berhubungan dengan mobilitas perpindahan, kami
akan menunjukkan gambaran kronologis migrasi umat manusia, diikuti dengan
diskusi tentang bagaimana perpindahan tersebut terjadi di daerah tersebut. Lalu kami akan menggali model untuk menemukan
pengertian migrasinya, dan fokusnya pada analisa sistem dunia (world-system
analysis -WSA), dan menyimpulkan dengan pernyataan, bagaimana WSA menyediakan
pemikiran dan gambaran yang kumplit dan jelas, tentang hubungan antara migrasi
dengan globalisasi sebab hal ini membutuhkan pemahaman tren sejarah yang
mendalam.
Pengertian tenang
Mobilitas
Bagian ini lebih
mengarah pada diskusi kerja saja, dimaksudkan untuk menciptakan pikiran yang
mengajak, tidak dimaksudkan sebagai ditentukannya definisi pasti. Bagian yang kami penting kami sampaikan
adalah bahwa umat manusia selalu berpindah. Sudah barang tentu, bentuk nomaden
dalam variasinya adalah keadaan normal bagi manusia itu sendiri, sebab bukan
suatu yang pasti. Kami akan mencoba
untuk membedakan apa itu nomaden, mobilitas, migrasi, juga imigrasi. Berikut ini adalah pengertian yang kami
ajukan:
· nomaden: yakni perpindahan dalam area tertentu, tanpa menjadi
penduduk permanen dalam jangka panjang;
· mobilitas: adalah perpindahan dari area tertentu ke area
lainnya, atau dari area nomaden ke tempat lainnya, atau bahkan pindah ke
teritori lainnya.
· migrasi: adalah pindah dengan perencanaan ke lokasi baru,
biasanya berkelompok, daerah teritori barunya bisa siap atau bahkan tidak siap
dengan kedatangan mereka;
· imigrasi: adalah pindahnya individu atau kelompok ke daerah
baru secara terencana, biasanya ke lokasi yang punya suatu kelebihan
(dibandingkan daerah asalnya), dengan rencana menetap untuk jangka waktu
panjang atau justru permanen menetap.
Jelas sekali, dengan diagram Venn, terdapat beberapa hal yang
saling bertumpuk istilahnya, yang mungkin membedakan atau bahkan membuat
pijakan baru.
Beberapa alasan
dikemukakan bahwa imigrasi adalah terlarang di zaman moderen ini, apaladi pada abad
terakhir. Sehingga sedapat mungkin
penulis menjembatani diskusi mobilitas ini agar nyambung dalam periode
milenium. Musti dapat mengartikannya
secara bebas dari kekangan pindah historis secara ke hulu, atau ke hilir,
misalnya dari masa kini ke masa lampau atau sebaliknya masa lampau ke masa
kini.
Dikatakan oleh
beberapa tulisan (misalnya Trager 2005a, 2005b; Wang 1997a,1997b) ditemukan
bahwa mobilitas memiliki konsep multidimensi.
Dan metodologi penulis adalah menggunakan kesinambungan waktu bukan
jenis pindah dua kutub. Sehingga tidak menutup kemungkinan, konsep
kesinambungan ini akan mengakibatkan overlapping. Kami menyarankan titik akhir
dan memperkirakan titik tengahnya. Kami juga mencatat ketika titik tengah
berbeda, maka zona tengahnya berkesinambungan.
·
sukarela <-- disebabkan oleh kelaparan -->
dipaksa/terpaksa (perbudakan, dijajah bangsa lain, pengungsi, dll)
·
menetap permanen <-- niat pindah tempat --> sementara
·
Diaspora perdagangan : MNC (multi national corporations)
transfer <-- perpindahan ekspatriat --> seluruh komunitas
·
satu arah vs dua arah (misalnya sementara dan atau migrasi berbalik)
·
tempat jauh <-- menetap sementara --> daerah tetangga
·
tahun 1600an dari Eropa ke Amerika; dari Turki ke Jerman; Meksiko
ke AS
·
asal: sosial <--sumber daya yang mulai berkurang, termasuk
perubahan iklim --> mahluk bukan manusia, ekologi berpindah karena perubahan
musim atau iklim
·
berkelompok <-- anggota keluarga dan atau migrasi berantai
--> individual
·
melewati batas-batas negara <-- daerah pindah --> migrasi
masih dalam satu negara
Singkatnya, mobilitas, perpindahan, atau migrasi, memang lebih
rumit dari sekedar disebabkan oleh faktor pendorong atau faktor pemikat. Penulisdalam
Trager (2005) menunjukkan bahwa bagaimana terjadinya dalam beberapa cara terjadinya,
baik sementara maupun dalam proses pertimbangan ekonomis, perpindahan dapat diturunkan
dalam beberapa bagian baik membentuk atau membangun kembali beberapa jenis relasi
sosial.
Proses perpindahan ini tentunya merupakan
proses dinamis, dan tidak terjadi hanya dalam satu waktu saja. Perpindahan terencanapun juga dapat terjadi tidak
hanya sekali jalan, melainkan dalam hitungan puluhan tahun, yang awalnya permanen bisa menjadi temporer. Bahkan ada yang awalnya temporer sementara malah kemudian menetap
secara permanen. Contohnya adalah pekerja
asing Turki di Jerman (Harff and Gurr 2004).
No comments:
Post a Comment