Dalam situasi kondisi saat ini, suatu pengalaman yang
menarik berdatangan dan pergi. Datangnya pengalaman, berkah, bakat terpendam,
keinginan, kebutuhan, teman lama, hobi lama, dan seterusnya. Ternyata semakin
menarik saat pikiran diam, keinginan ditahan, eh maafkan, maksud saya
dilepaskan, kebutuhan diakui.
Tubuh fisik, pikiran, mental, kelihatannya hanya merupakan
proyeksi dorongan dari dalam yang terus membuncah. Bila tekanannya dilepaskan,
memang ada saat meletup sebentar, lalu normal, lalu keluar tanpa ditahan,
stabil, halus, lembut.
Hambatan terjadi saat kita memfokuskan diri pada keinginan yang membuncah, yang kemarinan,
yang biasanya, yang wajarnya, yang sebaiknya, yang idealnya kita terima. Lho
kok membandingkan? Lho kok memaksakan?
Di saat ikhlas adalah berkah, diperkenankan berada di
dalamku. Betapa indah. dalam, tenang, biru, biru kehijauan, hijau pupus.
Tourqouis. Dengan angin semilir, diterpa panas siang hari, seakan mengajak
tidur dan bermimpi.
Indahnya.
Apakah ini bukan berkah namanya. Betul, benar, inilah
berkahNya. BerkatNya.
Apalah hamba ini... prajurit yang hanya mengetahui dan
menjalankan perintah Atasan. Terima kasih atas penyertaan selama ini. Tuhan
mberkati.
Jakarta 14:10, 17Okt2013
No comments:
Post a Comment