Terbayangkankah bila kita masing-masing diperkenankan untuk
bertemu dengan pimpinan kita. Dalam kelompok kecilnya. Dalam inner-circle-nya
yang hanya terdiri dari 7 orang. Hayo...pernah terbayangkan bila kita diundang
oleh Yang Terhormat Gubernur kota kita.
Monggo apa yang akan disampaikan? Apa yang ingin didengarkan
langsung dari beliau? Atau justru kita hanya mau mendengar "kalimat"
atau "penghiburan" atau "janji" dari beliau bahwa masalah
kita sudah didengarkan dan besok akan diselesaikan?
Pada hari yang telah ditentukan, misalnya dua hari dari
sekarang. Diminta hadir sendiri. Pada waktu hari kerja....
Sekitar 1 jam dari waktu yang ditentukan tentunya kita telah
hadir di tempatnya. Ruangan masih kosong. Ajudan belum hadir, sekretaris belum
hadir. Pintu ruangan malah belum dibukakan. Tetapi sudah bersih, rapih dan siap
untuk digunakan.
Kurang dari 10 menit, beliau dan tim sudah siap di ruang dan
siap mengadakan pertemuan, meeting, demikian kita menyebutnya.
Sekretaris beliau menemui kita, dengan memberikan pesan 2
hal; pertama, monggo ikuti aturan meeting; kedua, improvisasi saja.
Pada saatnya, dua menit menjelang jam-nya dipanggillah kita
untuk ikut dalam meeting.
Lucu, ternyata dalam meeting, semua bersila, duduk di
lantai, tanpa diperkenankan bersender.
Beliau yang memimpin langsung. Diam....menunggu, waktu terus berjalan, lho
kok ndak ada pengarahan? Lho kok ndak ada aturan? Lho ini gimana sih?
Sang waktu berjalan terus, lho kok semua diam, menekur,
semua siap dalam posisi masing-masing. Semua menatap lantai yang kosong.
Tadinya saya celingak-celinguk melihat sekeliling, tetapi Pak Gubernur dan
semua tim diam, menatap lantai. Diam tidak bergerak, tidak mengeluarkan sepatah
katapun.
Gimana sih?
Padahal saya sudah siapkan berratus dan bahkan berribu
pertanyaan, atau bahkan sebaliknya ingin mendengar langsung arahan beliau.
Ternyata, ndilalah'e kok ndak ada gerak, bunyi ataupun
apapun yang lazim dalam meeting.
Ya sudah, ikut saja.
Setelah berjalan setengah jam, tiga perempat jam, bahkan satu
jam sudah lewat. Tidak ada gerakan, suara.
Kupendam saja keinginanku untuk bertanya, atau mendengar. Kutahan...malah
yang terjadi adalah senyum, senyum sendiri.
Menjelang waktu satu setengah jam, Bapak Gubernur beranjak, berdiri,
dan pas waktunya, beliau mempersilakan hadirin untuk memulai pekerjaan hari ini.
Dan keluar ruang tanpa salaman, tanpa sapa, tanpa suara....
Wow
Menarik juga sih.
Meeting dalam Diam. Mau coba?
Jakarta 14:35, 16Okt2013
No comments:
Post a Comment