Tadi pagi, begitu bangun pagi hari terasa berat. Penuh
dengan luka, ku berjalan menuju kantor. Bahkan untuk mengusirnya kulakukan olah
raga selama 30 menit untuk membuat diriku bersemangat. Dan benar dengan kucuran
keringat, begitu pula diriku mulai terselimuti rasa hangat dan panas dari dalam
yang membuncah keluar. Masih dengan rasa
ndak enak yang ndak tau berasal dari mana?
Ataukah ini muncul dari cerita mbak ku sepulang dari tasyakuran
keluarga bos ku, dimana kutanya mengapa acara syukuran kok sampai
tangis-tangisan. Maka disampaikanlah bahwa itu merupakan keikhlasan untuk
melepas diri dari berbagai keterikatan, termasuk keluarga, anak, suami, juga
berbagai kepenuhan duniawi. Maka seperti
prajurit yang berperang syahid meninggalkan semuanya untuk menghadap Tuhan.
Ini menarik, sebab bukankah kita lahir di dunia ini dengan
meninggalkan semuanya yang enak di dunia baka sana untuk menuju perjuangan
selama di dunia fana? Lha kok perjalanan ini dianggap bukan ibadah?
Lha kok terbalik, kita malah menikmati dunia, dan takut
kembali ke Gusti Allah, malah disebutkan apapun dilakukan untuk tetap hidup di
dunia. Opo ini ndak terbalik.
Malah ada yang pake dukun, jin, atau kekuatan yang ndak
kliatan, malah terbalik dan bukannya menjunjung Gusti Allah yang telah mengutus
kita dan memberkati kita untuk berjuang dan menuntut menimba ilmu di dunia fana
ini.
Jadi sebenarnya siapa sih yang kita tipu? Jiwa kita yang
kita tipu atau kita yang ditipu oleh dunia ini?
Semuanya dibalik, terbalik dan malah ndak mau balik? Kan ini
yang namanya edan, ngawur, ndak inget, ndak sadar dan ndak eling...
Jakarta, 16:28, 1Okt 2013
No comments:
Post a Comment