Pernah baca di suatu blog situs, yang menyebutkan bahwa pada
suatu perempatan jalan yang cukup ramai, keempat jalur arahnya dibuatkan lampu
bangjo (abang-ijo, ini kalo di Jawa Tengah menyebutnya) atau lampu traffic
light kalo kerennya, atau lampu merah ijo (merah-kuning-ijo).
Sudah dibuatkan lampu yang menyala saja masih banyak terjadi
kecelakaan. Banyak pengemudi yang hanya melihat lampu merah, tapi langkah
berikutnya, apa di sisi jalan lainnya lebih sepi? Kalo sepi atau ada kesempatan
sedikit, akan jalan, tanpa (penting, bukan perlu) untuk melihat kedua kalinya.
Ini cocok dengan buku-nya Malcolm Gladwell, just do, no need think twice. Sebab
halo efeklah yang paling benar menurut instink. He he he... Bener ndaknya, monggo
dicocokkan dengan pengalaman mas2 dan mbakyu2 sekalian...
Bukan hanya motor saja yang melakukan "curi start"
ini. Wong curi start di arena lomba lari saja didiskualifikasi. Jadi ingat
Usain Bolt yang didiskualifikasi karena dianggap curi start, setelah dia
menjadi juarapun tetap dipantau, sebab punya "dosa besar yang ndak bisa
dilupakan orang".
Kembali pada pengemudi, juga dilakukan oleh kendaraan umum,
kendaraan pribadi. jangan-jangan pejalan kakipun demikian ya? Wah kok jadi
banyak ya? Jadi apa mesti tes psikologi lagi ya?
Tidak jarang, sepeda motor dengan sepeda motor bertabrakan
dari arah tanda plus (satu dari kiri satu dari depan (karena salah satu tidak
mengindahkan lampu bang-jo tadi). Kalo sepeda motor, traffic tidak terhenti
lama, karena "sesama".
Nah menarik kalo kecelakaan antar sepeda motor dengan
kendaraan roda 4, nah ini masih tergantung kalo kendaraan umum, yang maklum
lebih banyak. Ya jelaslah sebab sudah pasti ujungnya "maaf", ndak
kuat bayar. Lha iya kalo "cuma" ringsek; lha kalo nyawanya sudah ndak
nempel lagi? paling-paling kendaraan umumnya dibakar kan? Kalo ikan bakar sih
enak, kalo Me**o M**i opo ya enak? Sangit lah bau nya...
Sangat menarik kalo kendaraan pribadi, akan terjadi hukum
rimba, sebab semua yang berkendaan roda 2 berubah jadi singa lapar yang siap
melawan raksasa Goliath. Merasa semut yang mau melawan Mammoth Gajah Purba.
Semua "sesama" tadi berubah bermata merah, bawa helm dan kunci pas
sebagai senjata. Kata maaf saja ndak cukup, kata damai dan diselesaikan dengan
kekeluargaan saja ndak mempan. Musti ada yang dilukai fisik juga mentalnya.
Kalo perlu dikeroyok rame-rame. Mirip acara "ngalap berkah"....
Kembali pada "percobaan" yang dilakukan suatu
pemda dinas perhubungan darat tersebut (lupa saya di negara atau daerah mana),
suatu kali lampu bang-jo dan segala sign board di sekitar perempatan tersebut ditiadakan.
Dan dilakukan pemantauan selama 3 bulan, dicatat dan dievaluasi. Nah ini yang
mau saya ceritakan:
1. Pola perilaku pengemudinya menjadi lebih sabar, atau
setidaknya berubah lebih waspada, sebab menjelang masuk ramainya perempatan,
sudah mempersiapkan diri untuk berjalan lebih pelan, lalu mencari kesempatan
untuk masuk dan keluar dari perempatan, melihat dulu gejala jalan kendaraan di
sisi lain serta baru keputusan untuk jalan.
2. karena hampir semua bertindak demikian, maka dengan
sendirinya. Saling waspada, dan tidak menggantungkan lagi pada sign board juga
lampu bang-jo. Juga sudah ndak akan menggunakan tanda lalu lintas sebagai
"ego" untuk merasa paling "benar". Wong ada tanda lalu
lintas saja dianggap sebagai "patokan" untuk dilanggar kan?
Jadi ingat larangan nyontek, malah membuat pelajar pengin
nyontek. Coba suatu ketika di kelas, guru mengatakan, silakan menyelesaikan
tugas, mau sendiri monggo, mau kerjasama monggo, mau dibawa pulang monggo.
Hayo... malah penginnya kerja sendiri, ndak mau temannya nilainya sama dengan
kita kan?
Jadi, aku ini, manusia ini, kita ini, apakah memang maunya
diberi aturan ato ndak yak? Diatur maunya dilanggar, kalo melanggar, bangga.
Kalo ndak diatur dan ndak ada yang ngatur, teriak2 minta diatur? Halaaaah,
maunya apa sih?
Mer---de--kaaaaaaaaa Bung!
Jakarta 16Aug2013; 8:51
Keren, Pak
ReplyDeleteKalau aturan tidak kaku berarti malah masing-masing orang bisa meredam egonya ya (i.e. di jalan raya, hehe)
Matur nuwun pak Parardya, sudah mampir dan berkenan memberikan komentar. Sujud sembah selalu
ReplyDelete