Betapa lucunya hidup ini. Kita ndak pernah tau apa yang akan
terjadi. Lha wong bukan peramal dan bukan penjudi.
Sehingga bila seperti kemarin saya ngobrol dengan sobat,
tercetus dia sampaikan demikian,"coba bro kalo tau dulu saya ikut jalanmu
kan, ndak jadi kayak gini kan?"
Lho kalo tau jalanku seperti ini kan juga dulu juga
masing-masing kita memperoleh tawaran dan keputusan masing-masing dong.....
Kalo tau begini, mustinya kan dulu memutuskannya yang seperti .... (isi dengan
yang lain).
Wah jadi ingat pasar modal, pasar saham yang sudah saya
tinggalkan hampir 5 tahun lalu. Setiap kali ketemu dengan teman yang
berinvestasi di saham, celetukannya adalah:
- kalo tau saham X digoreng kan mustinya gue ikut...
- kalo tau (harga) sahamnya mau diangkat kan mustinya gue
ikut tuh...
dan seterusnya dan seterusnya....
Atau kalo ingat sempat beberapa bulan lalu saya ikut teman
yang cari-cari tau mobil antik, beberapa kali disapa oleh "pemain"
lama mobil antik: " mas selama ini kemana? kan tau dong kalo mobil gini di
awal tahun 2000 aja, ndak ada yang mau nengok. Apalagi dicari orang. Lha kok
sekarang baru carinya..."
Hua ha ha ha .... Sempat dongkol dan kesel sih dengan
celetukan begini. Tapi setelah saya resapi dan endapkan, ternyata ndak perlu
juga sih merasa dongkol atau kesel apalagi tersinggung dan marah.
Lha orang kan komentar boleh aja, apa aja dan sak'enak'e
dhewe. Lha wong merdeka kan...??
Tulisan kali ini kembali pada "roso" diri kok
bukan pendapat ato komentar orang lain. Monggo.... Lha kalo kita tau...
maka.... Nah masalahnya eh...sbentar ini bukan masalah kok.. Jadi saya ralat.
Jadi halnya adalah: kita mengharapkan tau sebelum kejadian. Tapi mana ada di
dunia ini yang begini. Emang kalo misalnya Gusti Allah mengabulkan kita tau,
apa kita ndak pengin di dunia ini? Hayoooooo
Bukankah indahnya karena justru bisa berimajinasi, bisa
mengira-ngira, tanpa tau bahkan termasuk 1% saja hasilnya ya ndak tau...
Bukankah ilmu probability, asuransi, investasi, teknik, pemasaran, atau
produksi juga menganut hal ini. Kan kalo ada segelintir (atau bahkan 1 saja
orang) yang tau masa depan kan justru rusak dunia ini dibuatnya....
Hayo..... masih tergoda pengin tau masa depan? Hiduplah hari
ini, menit ini, detik ini, nikmati, di sini, bukan di pikiran kita yang sudah
menjelang libur. Ingat kembali pada lagu anak-anak, "Di sini senang, Di
sana senang". Atau lagunya Oasis "Be here, now!"
Luar biasa ya Gusti Allah kita ini..... Kumohon ampunMu...
Sebab berkah Itu sudah bersamaku selalu. Dan mendahului pengharapanku.
Jakarta 2 Agustus 2013, 11:19
No comments:
Post a Comment