Pagi ini memang begitu cerah dan warna-warni di media cetak
yang kubaca ini. Setelah membaca model gaya beli masyarakat kita (termasuk aku
dong ya..), di halaman finansial... terbaca demikian:
...secepatnya saja pegawai menentukan sikap, sehingga
memudahkan perencanaan ke depan (bagi kedua lembaga ini)... pejabat juga
mengaku masih terdapat sejumlah kendala kepegawaian karena masing-masing
lembaga (tersebut) membutuhkan sumber daya manusia yang cukup (cukup apaan nih?
cukup pintar? cukup nurut? cukup nekad atau justru cukup prihatin?) untuk
menjalankan kegiatan administrasi. Nah
jelaskan, pegawai yang diharapkan bukan yang pandai, tapi yang setia dan nurut.
Pantas saja kalo sikap pegawai ditunggu, mau milih yang
mana? Sementara lembaga butuh, tapi kok kalimat pejabatnya begitu? eh eh eh
tunggu dulu, bukannya penulis reporter bisa saja membuat intonasi dan intensi
supaya kliatan bingung...
Atau aku aja, Didik ini, yang kepo pengin komentarin urusan
orang lain... hua ha ha ha
Sebagai (sesama) pegawai, tentunya aku juga punya pengalaman
seperti ini. Saat organisasi butuh, tapi kok ndak pernah disampaikan, kita
dibutuhkan untuk apa? dengan kriteria seperti apa, atau nanti direncanakan
organisasi akan berubah seperti apa sehingga si Didik yang pegawai ini mau
diharapkan jadi apa. Tapi begitu si Didik, yang pegawai ini melakukan tindakan
nekad, walau itu baik (menurut diri sendiri), tapi karena (mungkin juga ya)
ndak benar menurut organisasi maka ditegur, menyalahi aturan.
Tapi keluar siar organisasi, monggo si Didik yang pegawai
ini, menentukan sikap. Hayo, segera menentukan sikap.... (ditunggu oleh
organisasi....) kok ndak bersikap-sikap?
Biasanya kalo ndak bersikap-sikap lalu, akan ada siar keluar
seperti di koran ini... he he he (it sound familiar kan?)
Buat si pegawai sih, kalo memang penting tentu akan
"punya sikap". Kalo pilihan lain (yang belum tentu enak), nah ini
namanya comfort zone, ya ndak milih.... Tapi bilangnya biar keren
kan,"kami tidak punya pilihan!!"
Hayoooo ngaku....
Jakarta, 14Aug2013, 9:02
No comments:
Post a Comment