Waduh susah amat ya saran ini. Menjadi terasa sulit dan
mahal untuk dilakukan sebab rasa dongkol dan marah serta tidak terima dengan
perbuatannya padaku membuat ku menjadi membenci orangnya karena perbuatannya.
Menjadi menarik saat ku baca BBM sharing dari sahabat nun
jauh di seberang lautan. Bahwa aku biasanya membenci orang yang berbuat salah
atau semena-mena padaku apalagi juga pada barang atau pekerjaanku.
Tidak terasa, air mata ini menetes, saat kuingat rekan
seperjuanganku di organisasi lama, ternyata melakukan fitnah yang tajam padaku.
Membuatku dipinggirkan dan diasingkan seolah menjadi tahanan pesakitan yang
membawa aib, sehingga orang lain (baik yang tidak tahupun) tidak mau
berkomunikasi ataupun bersilaturahim.
Takut tertular atau dianggap sekongkol, yang dapat berakibat ikut
diasingkan atau dijauhi bahkan dihukum oleh pemimpin.
Betapa ku benci dia luar biasa, mengingat namanyapun ndak
ingin, tetapi betul saran itu, sebab dibalik kebencian itu, ternyata
menimbulkan kemarahan yang siap meledak. Jadi artinya energi ku terkuras dan
terfokus padanya. Padahal sekarang kalo dipikir, apa dia ingat? apa dia sadar?
apa dia tahu? apa dia merasa?
Ku rasa dia ndak tau tuh.... Kok aku jadi repot
memikirkannya. Sayang banget energi ini dibuang percuma.
Ampunilah musuhmu. Sebab dia tidak tahu apa yang
dilakukannya, demikian Yesus, Sang Nabi Isa memberi saran.
Emang gampang? enak aja..... suara ini terus terngiang. Nah
inilah ego yang mengalahkan si Didik ini.
Belakangan, lewat keikhlasan, doa, serta berkah dari Gusti
Allah lah yang membuat ku pelan-pelan melepaskannya.
Beruntung, belakangan ku siap dengan membenci perbuatan,
tapi orangnya tidak. Lucunya, saat
ku-sharing ide ini pada sahabat2ku, disebutnyalah aku goblok, aneh, nyentrik,
ndak wajar juga ndak normal.
Ha ha ha ha.... Nyeleneh dan ngawur, demikian menyitir Sujiwo
Tejo, bahkan menyebutnya ji*nc****uk...
Tapi ternyata berjalannya waktu membuatku bisa berdiri
ditengah kembali. Ibarat pendulum,
swing-nya diam di tengah. Walau sebentar
bergerak, ingin dan segera bergerak ke tengah.
Menuju dan memegang pusatnya, yakni Lindungan Gusti Allah. Puji Tuhan,
Alhamdulilah....
Jakarta 29 Juli 2013; 12:58
No comments:
Post a Comment