Dua minggu lalu, sejak menemukan kembali flute, alat musik
yang aku pelajari 4 tahun lalu, tepatnya di tahun 2009, mulailah mencoba
meniup, membentuk tangga nada, membantuk lagu sekenanya. Ndak enak didengar,
kadang ketemu kadang ndak ketemu.
Pikiranku kembali ke masa silam saat pertama memutuskan
untuk "memulai suatu yang baru". Antusias, mencari berbagai informasi
mulai dari cara bermain, cara memulai, bagaimana membentuk bunyinya, lalu
mencari sejarah kapan mulainya flute, dan berbagai macam lainnya seperti
saudara "kembar" atau "kakek-nya" flute, seruling, suling,
saluang, recorder yang dipelajari sewaktu SD dan SMP. Malah ketemu juga bahwa,
saudara kembar ada yang terbuat dari bambu, shakuhashi di Jepang, lalu pan flute
di Amerika Latin, French Flute, juga German Flute, wah.....makin banyak, ada
yang dari kayu hitam Afrika, terbuat dari kayu grenadila, dan lain
sebagainya... Waduh... banyak sekali informasinya. Lalu jadi teringat, lho,
sebenarnya aku mau belajar memainkan atau "menyelam" membunyikannya
atau mempelajari sejarahnya?
Ndak terasa, ternyata beginilah model antusiasme-ku bila
sudah tertarik dengan suatu hal. Mencari apa saja yang terhubung, sejarah,
saudara kembarnya, terbuat dari apa saja, bagaimana cara memainkan, juga
bagaimana memodifikasinya. Nah khusus yang terakhir ini yang menyebalkan
anggota keluarga lainnya. Kalau dahulu sebelum menikah, ibu yang selalu
mengingatkan,"kowe iku arep main
musik opo nggawe alat musik?" (terj.: kamu itu mau main musik atau
mbuat alat musik?"). Ini adalah jenis sindiran almarhum ibu tercinta.
Memori itu kembali lagi... ndak terasa lelehan air mata
membasahi pipi. Oh iya ya, memang selama ini secara sadar dan bahkan lebih
sering ndak sadar aku didorong oleh kemauan yang demikian hebat kalo sudah
tertarik dengan suatu hal. Bahkah lebih sering hal tersebut awalnya bukan suatu
yang "musim", atau memasyarakat. Tambahan, menurut almarhumah ibu,
kalo sudah keranjingan, keracunan "hal/alat" itu, orang lain akan
tertarik dibuatnya. Sebab setiap kali, aku bercerita tentang hal itu, atau
tindakanku mengarah tentang hal itu. Terserah orang lain, atau teman, atau
anggota keluarga, mau ikut atau ndak.
Ha ha ha.....seru juga ya... antusiasme yang bisa menular karena diberi energi, terus-menerus, juga bersemangat dalam mengejar atau "memegangnya."
Nanti suatu waktu kuceritakan tentang impianku sejak kecil yang punya sepeda montor Harly, karena rekomendasi dari almarhum Mbah John di Madiun dulu.
Bener nih, ndak tertarik? Coba aja...memberikan energi pada suatu yang kamu tertarik dan lakukan dengan antusias. Perhatikan pengaruhnya pada lingkungan sekitarmu.
Monggo....
Jakarta, 9 Jul 2013, 08:22
No comments:
Post a Comment