Selama
6 hari telah menikmati jauhnya kita dari kebisingan, rutinitas dan
sibuknya kegiatannya; membayangkan bahwa siang ini akan menuju airport
kembali ke Jakarta. Pulang ke rumah, kembali ke rutinitas dan meneruskan
hidup. Nyambut gawe. Siap menerima berkat Gusti dari keringat dan
pekerjaan yang menantang
Tercenung aku dibuatnya. Apakah kita menyebutnya kita kembali ke Jakartakah? Atau kita meneruskan hidup lagi di Jakarta?
Jadi
kita retreat di kejauhan Jawa Tengah untuk sekedar mampir, sebelum kita
meneruskan hidup ini atau kita menyebutnya meneruskan hidup melalui
kegiatan retreat ini?
Sebagaimana
setiap hari kita hadapi, apakah berputar dari pagi, siang, sore, malam,
lalu kembali pagi? Atau kita secara linear berjalan dari pagi siang,
sore, malam lalu meneruskan hari berikutnya.
Kok
jadi sama dengan kita menerima penghujung tahun, seolah kita sudah
mengalami kejadian luar biasa di tahun ini sejak Januari, Februari dst
sampai Nopember dan akhirnya 31 Desember. Lalu seolah kita menyambut
lingkaran baru tahun baru esok 1 Januari. Ataukah sebenarnya kita
meneruskan hidup linear dari awal tahun sampai penghujung tahun,
diteruskan ke awal tahun. Nothing special, just another day, another
year.
Pertanyaannya,
apakah kita terganggu, terpengaruh atau ada perasaan awal-akhir setiap
kali (seperti lingkaran)? Ataukah kita selalu berpikir lanjut.....
Monggo rasa ini rekan2 ang menentukan. Psikologis? Magis?
Losari, Grabag, 9:15; 31Des2012
No comments:
Post a Comment