October 11, 2011

Takut

Takut merupakan rasa yang kita alami bila ada ancaman yang sedemikian besar sehingga kita sendiri merasa tidak dapat mengatasinya. Ada dilema saat hal tersebut terjadi, apakah mau dihadapi? atau mau dihindari?

Takut, juga dapat dihubungkan dengan rasa kehilangan yang sangat dalam. Misalnya, takut kehilangan pacar, sehingga apa saja yang sang pacar minta sedapat mungkin akan kita penuhi atau kabulkan, bahkan kalaupun permintaan tersebut mulai tidak masuk akal sehat. Sebab hal ini ditujukan agar si-dia-nya tetap nempel dengan kita.

Takutpun bisa dihubungkan dengan marah. Sebab kalo lawan bicara melihat kita takut, maka dia dapat semena-mena bertindak pada kita. Jadi sebaiknya kita terlihat powerful, sehingga tidak kelihatan lemah dan takut.

Coba rekan sekalian menghubungkan kedua sebab diatas, bahwa takut kita disebabkan oleh rasa kehilangan yang amat sangat, sehingga membuat kita marah, dan selanjutnya tanpa panjang pikir lagi kita "melabrak" orang yang menyebabkannya. Dengan catatan bila kita berani lho. Nah kalo tidak berani, bagaimana? Biasanya kita akan melakukan tindakan "melingkar", yaitu seolah menghindari konflik langsung padahal kita memutarinya lewat tangan yang "lain".

Contoh, karena selama ini keahlian kita adalah melakukan analisa dengan tajam dan baik, maka bos kita, atasan kita, rekan sekerja kita mempercayakan hal tersebut pada kita. Karena suatu hal, ada "orang baru" yang ingin membuktikan dirinya juga bernilai dihadapan bos, atasan, dan rekan kerja kita. Kira-kira apa yang kita lakukan? membantu orang baru tersebutkah? atau justru kita mulai melakukan black campagne?

Saya akan serahkan jawabannya pada rekan pembaca sekalian. Monggo.....

Jakarta, 13.23 Okt11, 2011

No comments:

Post a Comment