Setelah lama ndak mengalami hal seperti ini, maka aku mulai
gatal untuk menyampaikannya dalam tulisan.
Mana yang (seharusnya) ditemukan duluan, a) Tujuan duluan
atau b) Jalan duluan.
Betul bahwa banyak orang lain tentu akan sama denganku, juga
sewaktu anakku mulai masuk dalam lingkungan baru untuk bekerja, maka saranku
adalah open mind, terbuka untuk semua kemungkinan dan konsekuensi.
Tetapi kok bisa sama ya waktu yang akan aku alami dengan
anakku, sehingga apa yang aku sampaikan kepadanya menjadi cermin dan mempertanyakan
kembali ke kepalaku. Nah lho……
Kembali pada pertanyaan di atas.
Tujuan duluan.
Ini adalah yang paling sempurna dan
dapat terlaksana bila kita dihadapkan pada keadaan cukup waktu, cukup
informasi, cukup tenaga, dst dst dst. Banyak buku dan para ahli yang mengatakan
Why, alasan, reason, dream, goal, objektif, visi, musti ketemu dan dipegang
duluan maka jalannya, caranya, strateginya akan baik dan solid.
Jalan aja dulu.
Memasuki beberapa kejadian,
pengalaman dan ikut-ikutan belakangan ini, terasa bahwa tujuan, goals, gambar
besar belum keliatan, bahkan cenderung burem dan hitam pekat. Aku mencoba bahwa pesan, pengalaman, gambaran,
rumusan, juga hukum masa lalu ndak berlaku. Lha wong meniatkan baik dengan
tujuan yang jelas dan clear aja hasilnya banyak berubah. Apalagi ndak punya tujuan. Tetapi ndak punya tujuan. Nah lho…
Kembali di atas, bila dilihat pilihan yang dihadapi adalah
bahwa dengan sempitnya waktu, aku ndak punya tujuan jelas, tetapi telah ditunjuk
untuk masuk dalam peran yang diajukan orang lain. Juga ada yang aku ikut-ikutan kegiatan tetapi
ndak tau dan ndak keliatan mau jadi apa nantinya. Lucunya hal-hal yang aku hadapi, aku jalani
ini terasa seperti mimpi.
Orang lain yang sudah terjun duluan mengatakan bahwa urusan
ini serius, tetapi yang kutau adalah bahwa semua ini fun bila kita ndak
membatas-batasi mimpi, tujuan dan jalan serta cara kita. Yang penting adalah komunikasi sebaik yang
bisa kita lakukan.
Coba sebentar…
Kalo dipikir-pikir, kok ada “hal” lain yang mengarahkanku
ya?
Jangan-jangan ini yang dikatakan aku diarahkan oleh Tuhan
melalui Roh KudusNya….
Menarik ya. Sebab diriku ndak mengetahui apa yang kuhadapi,
tetapi jiwaku have fun atas hal ini.
Kalo ditanyakan, kesadaranku dimana? Nah…
Jakarta, 28 Oktober 2017 21:54